Menhub ungkap penyebab fenoma bandara kosong di tanah air

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan fenomena bandara kosong di Tanah Air disebabkan oleh beberapa faktor, terutama dampak pandemi COVID-19.

Menteri Perhubungan mengatakan pada konferensi pers tentang kinerja sektor transportasi selama 10 tahun masa jabatan Presiden Joko Widodo di Jakarta pada hari Selasa bahwa salah satu alasan utama penurunan drastis populasi pesawat terbang dunia adalah karena banyak produsen yang tidak bekerja dengan baik. .

“Mengapa? (Bandara bisa saja kosong.) Pertama, persediaan pesawat global turun drastis karena berbagai alasan, produsen besar tidak terlalu sehat,” kata Menteri Perhubungan.

Selain itu, ketersediaan suku cadang juga terdampak, terutama suku cadang dari Uni Soviet dan Ukraina yang tidak dapat dikirim sehingga mengakibatkan banyak penerbangan ke Indonesia terhenti.

Kedua, ketergantungan terhadap suku cadang yang sebelumnya runtuh saat krisis COVID-19, bahkan sebagian suku cadang dari Uni Soviet dan Ukraina tidak terkirim, ujarnya.

Menhub menegaskan, pentingnya keselamatan menjadi alasan utama mengapa penerbangan tidak bisa beroperasi jika suku cadang tidak tersedia.

“Penerbangan kita di Indonesia banyak yang tidak berfungsi, ada titik temu, tidak bisa berfungsi. Karena tidak ada suku cadangnya. Dan keamanannya sangat tinggi sehingga kami tidak bisa membuatnya berfungsi,” katanya.

Selain dua hal tersebut, Menteri Perhubungan juga mengatakan penurunan daya beli masyarakat juga mempengaruhi kemampuan mereka dalam menggunakan jasa udara.

Dalam beberapa kasus, harga tiket pesawat harus mencapai batas maksimal untuk menutupi biaya sewa dan bahan bakar penerbangan.

“Harus jujur, daya beli masyarakat rendah. Katakanlah ada tujuan, ada tujuan yang harus tercapai 70 persen, dengan tarif yang harus batas atas, kalau tidak sewanya tidak dibayarkan,” jelasnya.

Menteri Perhubungan mengatakan, pembangunan bandara yang dilakukan sejak 2014 ini sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan angkutan udara di berbagai wilayah Indonesia.

Saat bandara ini dibangun, jumlah pesawatnya hampir mencapai 700 unit, namun setelah pandemi, jumlah tersebut menurun tajam menjadi sekitar 300 unit.

Menurut Menteri Perhubungan, saat ini yang digunakan hanya sekitar 420 pesawat, dan jumlah tersebut stagnan tanpa ada peningkatan yang berarti.

“Saat kita membangun bandara, jumlah pesawat sudah mendekati 700, tapi apa yang terjadi setelah pandemi COVID-19? Jumlah pesawat bertambah menjadi 300, kini tinggal sekitar 420 (tersisa). Artinya.” “Kalau kita stagnan, keadaan tidak bisa menanjak,” kata Menteri Perhubungan.

Namun Menhub tidak menyebutkan bandara mana saja yang memiliki kursi kosong untuk penerbangan tersebut.

Menurut Kementerian Perhubungan, telah dibangun 27 bandara baru dan dilakukan renovasi bandara di 64 bandara seluruh Indonesia dalam periode 10 tahun 2015-2024.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours