Menjelajah destinasi wisata di Bali bagian utara

Estimated read time 5 min read

Jakarta (Antara) – Bagi sebagian orang, Bali di bagian utara mungkin masih asing di telinga. Namun beberapa destinasi wisata di kawasan ini kalah menarik dibandingkan Bali bagian selatan yang sering dikunjungi wisatawan.

Bali bagian utara menyuguhkan pemandangan yang beragam, mulai dari kesejukan pegunungan, keindahan pantai dengan sentuhan sinar matahari yang memiliki garis pantai sepanjang 157 kilometer. Keduanya bisa dinikmati di Pulau Dewata bagian utara, salah satunya terletak di Kabupaten Buleng.

Bali bagian utara sangat indah, pemandangan kita adalah negara pegunungan, dimana gunung dan pantai sangat berdekatan dengan lereng yang curam. Memiliki kekuatan yang luar biasa, laut dan hutannya, kata Kepala Bali Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Bali Gede Dody Sukma Aktiva Askara saat ditemui Buleleng.

Wartawan menjajal kawasan golf dan wisata Handara Gate, Buleleng, Bali, Jumat (8/10/2024). ANTARA / Tips wisata Sinta Ambar

1.Handara Golf & Resor

Menawarkan lingkungan pegunungan yang sejuk, cocok bagi pecinta golf yang ingin mencoba lingkungan baru. Berlokasi di Singaraja, Buleleng, wisatawan yang berkunjung juga bisa bermalam dan mencoba makanan tradisional Indonesia serta masakan tradisional Eropa dan negara-negara Barat (Western food).

Saat memasuki tempatnya, terdapat sebuah tempat atau tempat menggambar yang terletak di pintu masuk utama berarsitektur khas Bali. Jika pengunjung tertarik untuk mengambil foto, maka dapat membayar tiket masuk sebesar Rp30.000 untuk wisatawan domestik dan Rp50.000 untuk wisatawan mancanegara untuk pengambilan gambar selama tiga menit. Gerbang Handara atau sering disebut Gerbang Surga bisa dikunjungi asalkan ada sinar matahari.

2. Desa Wisata Pemuteran Desa Wisata Pemuteran menawarkan wisata laut yang menakjubkan. Keindahan bawah lautnya patut untuk dijelajahi. Pengunjung juga bisa snorkeling dan menyelam di kawasan konservasi terumbu karang yang didirikan oleh lembaga swadaya masyarakat.

Desa Wisata Pemuteran masuk dalam nominasi Penghargaan Desa Wisata (ADWI) 2024, dan berhasil meraih penghargaan dari UNDP Equator Award atas keberhasilannya dalam melindungi vegetasi perairan dengan metode biocatch yang melibatkan masyarakat nelayan setempat.

Bosan menikmati keindahan bawah laut, pengunjung bisa melihat penangkaran penyu yang masih berada di kawasan Desa Pemuteran. Di dalamnya terdapat penyu atau tukik yang berhasil menetas di penangkaran.

Pengunjung bisa membeli tiket seharga Rp 40 ribu untuk wisatawan mancanegara, Rp 20 ribu untuk wisatawan domestik. Tiket ini dapat digunakan beberapa kali dalam satu minggu. Pukul 16.30 waktu setempat, pengunjung sudah bisa berinteraksi dengan memberi makan penyu.

3. Pantai Lovina, salah satu pantai yang dikenal wisatawan, menawarkan pengalaman seru melihat lumba-lumba liar langsung di habitat aslinya di pagi hari.

Pengunjung bisa menyewa perahu untuk melihat mamalia laut yang dipamerkan di tengah lautan. Harga sewa perahu bervariasi, mulai dari Rp 125.000 per orang. Satu perahu bisa mengangkut hingga 10 orang.

Untuk mendapatkan penawaran menarik, pengunjung disarankan untuk menginap di hotel sekitar pantai Lovina untuk menikmati paket bermalam dan aktivitas menonton lumba-lumba.

4. Gedong Kirtya Terletak di dekat Singaraja, merupakan museum atau perpustakaan lontar tertua di Bali dengan koleksi lontar kuno. Dalam wisata edukasi dan sejarah, pengunjung dapat mencoba menulis di atas daun lontar dan menyimak isi teks daun lontar yang mengandung beberapa aspek antara lain budaya, sihir, nasehat dan penceritaan.

Selain daun lontar, perpustakaan juga menyimpan buku-buku peninggalan zaman kolonial Belanda yang tertata rapi di rak-rak.

5. Rumah Ibu Proklamator Di kawasan perumahan di Bale Agung, Paket Agung, Buleleng, pengunjung bisa menyaksikan saksi bisu kisah cinta antara Raden Soekemi Sosrodiharjo (ayah Soekarno) dan Nyoman Rai Srimben (ibu Soekarno).

Didalamnya terdapat bangunan rumah ibu dengan bahan bata merah yang masih kokoh. Tak jauh dari rumah Rai Srimben terdapat Bale Gede yang digunakan keluarga untuk upacara agama Hindu.

6. Les Village, Tejakula tak lengkap rasanya tanpa mencicipi aneka makanan lezatnya. Masih di utara Bali, tepatnya di Dapur Bali Moela, Les Village, pengunjung bisa menyaksikan atraksi berupa pembuatan tuak.

Asap yang keluar dari dapur menandakan arak lontar di sini masih dibuat secara tradisional. Tak hanya alkohol, oleh-oleh yang bisa dibeli adalah gula jawa dengan kekentalan seperti sirup karamel, garam tradisional, dan madu hutan.

Meningkatkan kunjungan wisata

Bali Utara sungguh menawan. Namun untuk memasuki daratan di kawasan ini masih membutuhkan waktu yang lama jika berada di Bali bagian selatan.

Sebagai solusinya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menyiapkan paket wisata 3B yang mencakup Banyuwangi, Buleleng, dan Bali Barat yang diharapkan dapat menarik lebih banyak kunjungan wisatawan.

Mengambil rute Banyuwangi ke Bali dirasa lebih menghemat waktu dibandingkan jika perjalanan dimulai dari Bali bagian selatan. Selain itu, lokasi wisata yang ditawarkan di ketiga kawasan tersebut juga tidak kalah menariknya dengan Bali bagian selatan.

Idenya, kawasan Pemuteran, Buleleng, Kawah Ijen, Bromo, Banyuwangi kembali ke Pemuteran (Kabupaten Buleleng) dengan paket yang mampu menarik 24.000 wisatawan di Bali utara, kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin. tidak.

Paket wisata tersebut diharapkan dapat menarik lebih banyak kunjungan wisatawan dan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2 miliar.

Paket wisata ini juga diharapkan dapat meratakan kunjungan wisatawan yang masih banyak terjadi di Bali Selatan, sehingga tidak akan ada lagi kunjungan wisatawan atau pariwisata.

Selain itu, kunjungan pariwisata semester I tahun 2024 di Bali hanya mencapai 2,9 juta dari target tahun ini 6,4 juta, sehingga strategi pariwisata 3B dapat mendorong kunjungan pariwisata.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng Bali Gede Suyasa mengungkapkan, sebaran wisatawan nusantara (Visnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Bali belum mencapai 10 persen. Padahal, pada semester I tahun 2024 jumlahnya Kunjungan wisatawan asing di Buleeng hanya mencapai 270.000 pengunjung dan 500.000 kunjungan wisatawan mancanegara.

Akses yang membuat perjalanan menjadi jauh juga merupakan tantangan lainnya. Pemerintah negara bagian kini fokus pada pembangunan infrastruktur perekonomian sehingga pariwisata di Buleleng diharapkan semakin menarik.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours