Menkeu bakal kaji penerapan ICS untuk UMKM dengan KSSK

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan akan mengkaji penerapan Innovative Credit Rating (ICS) Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Hal ini menyusul diskusi dengan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengenai upaya mengatasi permasalahan penyaluran kredit kepada UMKM.

“Saya sampaikan kepada Menteri Teten bahwa saya menyambut baik diperkenalkannya ICS untuk UMKM. “Saya akan membahas lebih lanjut ICS ini dengan rekan-rekan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK),” kata Sri Mulyani dalam akun Instagram resmi @smindrawati, dikutip di Jakarta, Kamis.

Menkeu menjelaskan, usaha kecil dan menengah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui lapangan kerja, yang mencakup 97 persen dari total angkatan kerja Indonesia. Untuk itu, pertumbuhan UKM yang menjadi tulang punggung perekonomian negara perlu dilestarikan.

Di saat yang sama, UMKM kerap menghadapi kendala kredit. Menurut Sri Mulyani, pemerintah kerap menghadapi permasalahan kerugian kredit akibat non-performing loan (NPL) dalam upaya mendukung pertumbuhan usaha kecil dan menengah.

“NPL ini menjadi penghambat perbankan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). “KUR sendiri merupakan salah satu intervensi langsung pemerintah untuk memberikan insentif bagi pertumbuhan usaha kecil dan menengah di Indonesia,” ujarnya.

Bendahara negara menambahkan, kerja sama ini akan sangat sulit. “Perlu adanya kolaborasi dalam mengembangkan berbagai instrumen keuangan publik untuk membantu masyarakat, terutama di era konektivitas tinggi dan teknologi digital ini,” kata Sri Mulyani.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Pengawasan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) OJK, Aset Keuangan Digital dan Uang Kripto (IAKD), Hasan Fawzi mengatakan, pelaporan kredit akan dilengkapi dengan tersedianya peringkat kredit inovatif (ICS) atau peringkat kredit inovatif. lembaga pemeringkat kredit alternatif. (LPKA). sistem ekosistem di Indonesia.

Dalam hal ini, ICS memiliki model bisnis digital untuk menyediakan layanan penilaian kredit konsumen melalui alternatif pengolahan data seperti data yang berasal dari data telekomunikasi, data penggunaan layanan publik dan e-commerce.

Hasan mengatakan, data alternatif ini relatif lebih mudah diakses dan termasuk dalam segmen non-bank dibandingkan data historis pinjaman dan turunannya. Maka dalam hal ini ICS akan membantu LJK dalam menyalurkan pinjaman dan pembiayaan kepada masyarakat.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours