Jakarta (Antra) – Menteri Keuangan Sri Mulani Indrawati menunjukkan kepada Bank Dunia bagaimana Indonesia berinvestasi pada sumber daya manusia (SDM) melalui sektor pendidikan.
Pada Seminar Internasional ASEAN dan Akademi Pertumbuhan Kementerian Keuangan di Jakarta, Senin, Sri Mulani menekankan bahwa pendidikan merupakan salah satu landasan utama untuk meningkatkan produktivitas dan keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.
“Indonesia memiliki sumber daya manusia yang besar dengan jumlah penduduk muda yang terus bertambah, namun tanpa peningkatan kualitas pendidikan, kita tidak akan bisa memaksimalkan potensi tersebut,” kata Sri Mulani.
Pemerintah mengalokasikan 20 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pendidikan. Perkiraan anggaran pendidikan dalam APBN tahun 2024 diperkirakan sebesar Rp581,3 triliun.
Sedangkan APBN tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp724,26 triliun yang merupakan 20% dari total belanja pemerintah senilai Rp3.621,31 triliun.
Selanjutnya dibentuk Dana Abadi Pendidikan dengan nama Education Endowment Fund (EF).
Dana abadi di bidang pendidikan merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah di bidang pendidikan sebagai langkah penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing melalui penyederhanaan program beasiswa, pendanaan penelitian, dan menjamin keberlangsungan program pendidikan secara turun-temurun.
“Saya kira Anda juga menerima beberapa pelajar Indonesia yang dikirim dari dana beasiswa kami. Ini sebenarnya cara Indonesia mencontoh banyak negara lain yang berhasil mencapai pendapatan tinggi,” imbuhnya.
Dalam RAPBN 2025, pemerintah merencanakan dana abadi (endowment fund) bidang pendidikan sebesar Rp 25 triliun.
Dana Abadi Pendidikan (DAP) meliputi dana abadi pesantren, dana abadi penelitian, dana abadi kebudayaan, dan dana abadi tersier, yang dananya dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebagai dana pendidikan.
+ There are no comments
Add yours