Menko Luhut bidik kampus dengan dana riset besar di China

Estimated read time 3 min read

Shanghai (ANTARA) – Menteri Kelautan dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan sedang mencari universitas dengan dana penelitian besar di China untuk bergabung dengan kampus di Indonesia.

“Perguruan tinggi di China banyak. Cara mengukurnya mudah. ​​Berapa dana penelitiannya? Di sini universitas melakukan penelitian dan berhubungan dengan perusahaan, dan sepertinya tidak sulit,” kata Luhut kepada ANTARA di Shanghai, Minggu.

Menteri Luhut mengunjungi China mulai Rabu (12/6) dan mengunjungi beberapa kota dan tempat seperti Beijing, Jilin, dan Shanghai.

Ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi, Ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) Zheng Shanjie, pejabat Universitas Tsinghua, dan pengusaha dari Tiongkok.

“Kita juga ada salahnya, semua riset digabung di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), ini yang jadi masalah. Di China, pemerintah membantu membiayai penelitian universitas, tapi swasta juga membantu karena memang diperlukan mereka,” kata Luhut. .

Ia menyebutkan adanya kerjasama antara Beijing Genomics Institute (BGI), perusahaan yang berbasis di Shenzhen, yang berfungsi sebagai pusat penelitian genetika yang mencakup genom hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme lainnya.

“Kita ajak kerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia, misalnya dengan IT (Institut Teknologi) Share selama 10 tahun. Kenapa 10 tahun? Untuk membangun ekosistem, membangun untuk budaya. Tidak akan dibangun, padahal budaya itu perlu dan mereka ingin untuk melakukan itu, mereka sangat ingin,” kata Luhut.

Kerja sama ini, kata Luhut, merupakan gabungan pusat penelitian dan laboratorium bersama di bidang kedokteran.

“Kemudian kami juga berencana menyekolahkan lebih banyak orang, di daerah yang dana penelitiannya tinggi,” kata Luhut.

Pada tahun 2022, organisasi R&D World menyebutkan Amerika Serikat akan menjadi negara pertama yang mengeluarkan uang untuk penelitian, yang berarti 679,4 miliar dolar AS atau 3,07 persen PDB untuk tahun 2022.

Kedua adalah Tiongkok dengan nilai 551,1 miliar dolar AS, ketiga Jepang (182,2 miliar dolar AS), keempat Jerman (143,1 miliar dolar AS), dan kelima Korea Selatan (106,1 miliar dolar AS).

Saat ini anggaran riset di Indonesia sebesar 8,2 miliar dollar AS atau berada pada posisi ke-34, namun dengan rasio anggaran riset terhadap PDB yang sangat rendah maka pada tahun 2022 hanya sebesar 0,24 persen.

Jumlah pelajar asal Indonesia di Tiongkok berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok di Indonesia akan berjumlah sekitar 15.000 pelajar pada tahun 2023.

Laporan Times Higher Education (THE) World University Rankings mengenai pemeringkatan perguruan tinggi dunia periode tahun 2024 sendiri menunjukkan bahwa perguruan tinggi asal Tiongkok semakin dekat untuk masuk dalam kelompok 10 besar.

Tiongkok telah menempatkan 13 universitasnya dalam kelompok 200 teratas, peningkatan yang hampir dua kali lipat dalam empat tahun, dengan tujuh universitas masuk dalam kelompok 200 teratas pada tahun 2020.

Universitas Tsinghua dan Universitas Peking (keduanya di Beijing), misalnya, saat ini menduduki peringkat ke-12 dan ke-14 dunia. Tahun lalu kedua sekolah ini menduduki peringkat 16 dan 17 dunia.

Meski kubu AS dan Inggris memimpin peringkat, namun kekuatan mereka sudah mulai meninggalkan grup 200 teratas pada tahun 2021.

Analis dari THE mengatakan, membaiknya tingkat pendidikan tinggi Tiongkok disebabkan oleh meningkatnya kesadaran universitas-universitas Tiongkok terhadap metode organisasi dalam aliran dana dari pemerintah untuk mengembangkan pendidikan tinggi.

Selain itu, ketika dunia pendidikan Barat mengalami stagnasi selama epidemi, ada baiknya menghasilkan hasil penelitian khususnya di China dalam penelitian ilmiah khususnya di bidang kesehatan.

Namun pada THE 2024, Universitas Indonesia menjadi universitas terbaik di Indonesia dengan peringkat 878 (grup 801-1.000). Posisi ini membaik dibandingkan tahun 2023 yang mana UI berada pada kelompok 1.001-1.200.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours