Menko Luhut bidik peningkatan lapangan kerja lewat “family office”

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Kelautan dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan peningkatan pendapatan produk domestik bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja melalui skema investasi kantor keluarga atau pengelolaan dana keluarga.

“Kamu sebaiknya datang ke sini (Indonesia). Misalnya, Anda perlu berinvestasi $10 juta, $30 juta, Anda perlu berinvestasi beberapa juta dolar, dan kemudian Anda perlu mempekerjakan orang Indonesia untuk bekerja di kantor keluarga Anda. Jadi nanti pajaknya akan kita kenakan, kata Luhut, Senin, melalui akun Instagram resminya, luhut.pandjaitan, yang diikuti di Jakarta.

Luhut menjelaskan, sistem perkantoran keluarga merupakan upaya menarik kekayaan negara lain untuk menumbuhkan perekonomian nasional.

Asia akan menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 38,3% antara tahun 2023 hingga 2028, kata Luhut, menurut data The Wealth Report.

Selain itu, pertumbuhan aset keuangan global yang diinvestasikan di luar negara asal diperkirakan akan terus tumbuh.

“Ini masalahnya,” kata Luhut, “mereka bilang ada uang senilai $11 triliun di luar negara maju yang mencari tempat tinggal. Itu keren sekali.”

Luhut menjelaskan, saat ini terdapat beberapa negara di dunia yang menjadi lokasi aset-aset tersebut, dua di antaranya berasal dari Asia, yakni Singapura yang memiliki 1.500 kantor keluarga, dan Hong Kong yang memiliki 1.400 kantor keluarga.

Namun, dia mengatakan situasi geopolitik di Hong Kong dan perubahan peraturan investasi di Singapura meningkatkan risiko dan ketidakpastian bagi investor.

Melihat tren tersebut, Luhut memanfaatkan peluang tersebut untuk menarik dana dari negara lain melalui sistem kantor keluarga guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.

Hal inilah yang memungkinkan Indonesia memanfaatkan peluang untuk menjadi alternatif dengan mendirikan pusat pengelolaan aset, karena kondisi pertumbuhan ekonomi kita sangat kuat, kondisi politik kita stabil, dan orientasi geopolitik kita netral, kata Luhut.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours