Menko Marves:Pariwisata berkualitas mulai berjalan di Bali jaga budaya

Estimated read time 2 min read

Kabupaten Tangerang (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marwes) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan standar kualitas pariwisata, menindak tegas warga negara asing (WNA) yang beroperasi di Bali, mulai berupaya melestarikan aset budaya. Bali.

Luhut mengatakan, penguasaan orang asing yang menimbulkan masalah di Bali berdampak pada semua pihak, mulai dari imigrasi hingga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

“Saya kira mulai berhasil, mulai konsolidasi dengan Pak Sandiaga Uno. Lalu mengapa kami menerima turis tak dikenal? Orang bermasalah, pakai narkoba, ribut, bawa orang telanjang” dan turis telanjang, apa yang kita lakukan? Ini Bali ya, karena bagaimana kalau kita kehilangan budayanya, khususnya Bali?” kata Luhut di Kabupaten Tangerang, Selasa.

Upaya mewujudkan pariwisata berkualitas di Bali menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam mengatasi banyaknya keluhan masyarakat lokal terhadap tindakan orang asing saat berwisata ke Bali.

Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Bali mencatat sejak Januari hingga 27 Agustus 2024, WNA yang dideportasi sebanyak 157 orang, dan WNA lainnya ditahan sementara di Rutan Imigrasi sebanyak 194 orang menunggu deportasi, sehingga totalnya ada 351 orang. orang-orang di negara tersebut. . menerima tindakan penegakan imigrasi.

Warga negara asing yang paling banyak melakukan pelanggaran imigrasi antara lain Rusia, Nigeria, Tiongkok, Australia, Filipina, Ukraina, dan Taiwan. Pelanggaran yang dilakukan oleh WNA antara lain penyalahgunaan izin tinggal, melebihi masa berlaku izin tinggal, hingga dikenakan tuntutan pidana.

Luhut mengatakan, tindakan tegas penanganan WNA bermasalah di Bali tidak akan menghambat laju pertumbuhan pariwisata di Bali karena akan membuktikan posisi Indonesia kuat melawan pelanggar aturan.

Lebih lanjut, dia mengatakan langkah drastis ini justru membuka peluang baru bagi orang asing terampil yang bersedia mematuhi peraturan perjalanan dan justru membawa pertumbuhan ekonomi signifikan bagi Bali.

“Kita kehilangan 5.000 wisatawan bermasalah, itu wajar. Wisatawan berkualitas akan datang dari sana dan sekarang sepertinya masyarakat mulai mendengarkan dan mulai kembali lagi ke Indonesia,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours