Menkominfo ingatkan pentingnya keterampilan digital untuk masa depan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arye Setiadi mengingatkan generasi muda agar selalu siap memperoleh keterampilan digital demi masa depan negara.

Budi meyakini keterampilan digital menjadi semakin penting dalam beberapa waktu terakhir, terutama dengan pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI).

“Teknologi tidak menunggu kita siap, teknologi terus bergerak. Kita tidak punya pilihan selain beradaptasi, menerima dan terus berpikir kreatif dan kritis,” kata Budi dalam keterangannya, Minggu.

Pengumuman itu pun disampaikan Budi pada Sabtu (15/6) dalam pidato akademik pada wisuda ke-10 Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA).

Budi memperingatkan bahwa tanpa pelatihan yang tepat, 85 juta pekerjaan keterampilan digital akan tetap tidak terisi pada tahun 2030.

Ia juga memperkirakan bahwa pada tahun 2024, permintaan talenta global akan mencapai 140 juta pekerja digital terampil. Pada tahun 2025, 65 persen pekerjaan akan mengharuskan pekerjanya memiliki keterampilan kecerdasan buatan (AI).

Tak lupa ia juga menyebutkan setidaknya ada tiga profesi yang akan semakin banyak diminati dalam lima tahun ke depan: spesialis kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin, insinyur robotika, dan arsitek database.

Oleh karena itu, generasi muda Indonesia yang melek digital saat ini harus mengembangkan keterampilannya agar dapat memanfaatkan peluang dan berkontribusi terhadap pembangunan negara di masa depan.

Budi mencatat bahwa generasi muda saat ini membutuhkan tiga keterampilan digital utama untuk berkembang.

Yang pertama adalah strategi digital untuk merespons tren pasar, yang kedua adalah inovator digital yang mendorong inovasi berbasis data, dan yang terakhir adalah penggerak digital yang dapat mencapai kemitraan strategis dengan kelincahan dan keterampilan yang kuat.

Sembari mengembangkan keterampilan digital, ia mengingatkan generasi muda Indonesia untuk terus menjaga nilai-nilai dan budaya di ruang digital agar hal-hal positif tetap terjaga di era digital.

“Nilai-nilai positif harus ada di era digital,” kata Budi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours