Menkominfo sebut CSIRT miliki peran vital hadapi serangan siber

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan Computer Security Incident Response Teams (CSIRTs) atau tim respons insiden siber di dalam organisasi berperan penting dalam mengatasi tantangan serangan siber.

Untuk memperkuat keamanan siber nasional, Biro Keamanan Siber Negara (BSSN) telah meluncurkan Tim Respon Insiden Siber atau Computer Security Incident Response Teams (CSIRTs) di 18 kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.

Menkominfo menjelaskan dalam siaran pers dari Jakarta, Rabu, penerapan keamanan siber dapat melindungi dari ancaman pencurian dan kebocoran data serta meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan lainnya, termasuk masyarakat, untuk mengantisipasi serangan siber. . Dengan cara ini, penerapan keamanan siber akan merangsang investasi dan membantu pengguna mengembangkan sistem pertahanan siber yang lebih baik.

Namun, kita juga menghadapi tantangan dari serangan siber, seperti meningkatnya ancaman keamanan siber karena munculnya teknologi baru, rendahnya pemahaman pengguna akan pentingnya keamanan siber, dan kurangnya personel keamanan siber. Bidang komunikasi dan informasi.

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 mengatur pembentukan 131 CSIRT sebagai salah satu proyek prioritas strategis.

Pembentukan CSIRT didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 2022 tentang Perlindungan Pasal 4 Infrastruktur Informasi Penting (IIV), yaitu sektor IIV adalah salah satunya, dan salah satunya juga mencakup administrasi pemerintahan. Mengerjakan. Pada Pasal 12 Penyelenggara IIV membentuk Corporate Cyber ​​Incident Response Team (CSIRT).

Fungsi CSIRT mencakup layanan reaktif (koordinasi insiden, triase insiden, resolusi insiden), layanan proaktif (pengungkapan informasi tentang kerentanan, keamanan, tren teknologi, melakukan audit keamanan informasi) dan layanan peningkatan kualitas keamanan (melalui bimbingan teknis). , lokakarya, tes untuk menguji keamanan siber).

Di tingkat global, setidaknya 2.200 serangan siber terjadi setiap harinya. Serangan-serangan ini diperkirakan menyebabkan kerugian global yang signifikan sebesar $9,5 triliun pada tahun 2024, dan meningkat menjadi $10,5 triliun per hari pada tahun 2025.

Mengutip peringkat perusahaan keamanan siber Kaspersky, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengumumkan bahwa Indonesia berada di peringkat 10 dunia sebagai target serangan siber.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours