Menkominfo ungkap pelaku serangan siber PDNS 2 aktor non-negara

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Ari Setiadi mengatakan, berdasarkan temuan timnya, pelaku serangan siber terhadap Pusat Data Sementara Nasional (PDNS) 2 di Surabaya merupakan aktor non-negara yang bermotif ekonomi.

“Dalam forum ini saya ingin tegaskan bahwa kesimpulan mereka adalah entitas non-negara yang bermotif ekonomi,” kata Budi Arieh saat rapat kerja Komisi I DPR RI dengan Menkominfo. dan kepala Badan Nasional Sibernetika. dan Badan Sandi Negara (BSSN) di DPR RI, Jakarta, Kamis.

Budi Aryeh mengatakan, kemungkinan pelaku dalam analisis serangan siber ada dua, yakni aktor negara atau non-negara.

Penetapan bahwa serangan siber dilakukan oleh aktor non-negara membuatnya bersyukur; jika serangan siber dilakukan oleh aktor negara, dampaknya bisa lebih serius dan kompleks.

“Alhamdulillah ini sudah terlaksana karena kalau yang menyerang negara itu susah. Seperti beberapa bulan lalu, pemerintah Arab Saudi diserang hacker Iran, karena negara pelakunya, sulit,” ujarnya.

Budi menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk melaporkan perkembangan restorasi PDNS 2 secara berkala dan terus berupaya agar restorasi bisa dilakukan secepatnya.

Sebelumnya, Budi Aryeh mengatakan pihak yang menyerang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 dengan virus ransomware menuntut uang tebusan sebesar US$8 juta.

Ya, menurut tim (yang menginginkan) US$8 juta, kata Budi Arieh saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

Pada Kamis (20/6), sejumlah layanan pemerintah terdampak gangguan pada PDNS 2. Salah satu layanan yang terdampak parah adalah sistem Autogate Imigrasi Jenderal yang mengganggu mobilitas masyarakat.

Setelah diselidiki, diketahui bahwa PDNS 2 telah diserang siber oleh ransomware bernama Brain Cipher, varian baru dari ransomware Lockbit 3.0.

Hingga Selasa (25/6), tercatat 282 instansi yang terdampak peristiwa PDNS 2 tersebut langsung fokus memulihkan berbagai layanan pemerintah sekaligus melakukan investigasi digital forensik.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours