Menkop UKM dorong UMKM berbasis komoditas domestik unggulan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Bisnis dan UKM Teten Masduki mendorong pengembangan usaha UMKM berbasis sumber daya lokal terbaik dan mengolah sumber daya alam dari tanaman dan kegiatan pertanian sebagai basis industri nasional masa depan.

“Pabrik kecil dan menengah perlu kita bangun berdasarkan bahan baku dan keunggulan dalam negeri,” kata Teten dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Dalam orasi ilmiah pada sidang terbuka Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) di Sukabumi, Jawa Barat, Kamis, Teten menekankan pentingnya menciptakan karya yang berkualitas, salah satunya dengan penciptaan pabrik skala kecil yang mengolah rumah tangga berkualitas. bahan. bahan.

Menurut dia, alasannya saat ini tidak bisa meminta produsen tenaga kerja dari luar, negara tetap diuntungkan.

Contoh spesifiknya, menurut Menteri Teten, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, namun ekspornya masih terbatas pada CPO dan minyak nabati. Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan besar dapat menggunakan minyak sawit sebagai bahan mentah untuk banyak produk mereka.

Teten juga menyinggung industri parfum di Prancis yang 95 persen bahan bakunya berasal dari Indonesia.

Sama halnya dengan industri kecantikan Korea Selatan. “Anak muda di seluruh dunia sedang mencari produk perawatan kulit. Korea Selatan merupakan salah satu produsen produk perawatan kulit terbesar di dunia,” kata Teten.

Padahal, industri kecantikan Korea Selatan mengimpor bahan baku dari Indonesia, seperti ekstrak lidah buaya, alpukat, dan herbal lainnya.

“Kita memang kaya, tapi kenapa sumber daya alam ini tidak kita kelola? Minimal produk lisan agar bisa dikirim perusahaan nasional dan internasional,” kata Teten.

Oleh karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM mempunyai rencana strategis untuk membangun sejumlah gedung koperasi dengan biaya Rp 10-20 miliar untuk mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki Indonesia.

Teten mengatakan Indonesia sangat kuat di sektor pertanian dan perikanan budidaya sehingga bisa dikembangkan menjadi sumber daya utama.

Teten mencontohkan Norwegia yang kini tidak lagi mengandalkan sektor migas, melainkan budidaya ikan salmon sebagai sumber pendapatan utama negaranya.

Di tingkat ASEAN, Vietnam sudah sangat mengembangkan budidaya perikanan khususnya ikan barramundi atau kakap putih.

“Sakubami kaya akan ikan barramundi. Kenapa Vietnam mengembangkannya? Karena ikan barramundi bisa menggantikan ikan salmon di tengah pemanasan global,” kata Teten.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours