Menkop UKM targetkan 10 UKM bisa IPO tahun ini

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki ingin melepas sepuluh usaha kecil dan menengah (UKM) ke Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana (IPO) tahun ini.

Teten mengatakan, IPO dilakukan agar usaha kecil dan menengah bisa naik kelas dengan memperoleh pembiayaan melalui pasar modal.

“Bersama Bursa Efek Indonesia, kami mencoba mendorong UKM untuk memulai usaha sendiri. “Tidak selalu kecil dan menengah,” ujarnya pada Forum Pasar Modal yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM serta BEI di Surabaya, Rabu, mengutip siaran pers kementeriannya.

Teten mengatakan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bersama BEI berkomitmen memperkuat upaya sosialisasi untuk mendorong UKM go public.

Ia mengatakan, pihaknya kini berupaya memberikan berbagai opsi bagi pelaku UKM untuk ikut IPO, salah satunya dengan pembentukan perusahaan holding korporasi.

“Jadi perusahaan sejenis sama-sama buat IPO supaya ada percepatan… Jadi tidak dilakukan sendiri-sendiri… Ini juga alternatif kerja sama dengan investor,” ujarnya.

Teten menegaskan, IPO sangat penting bagi usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan potensi bisnisnya dan menjadi perusahaan besar.

Dalam acara yang sama, Presiden Direktur BEI Iman Rahman mengatakan sejauh ini sudah ada 44 perusahaan kecil dan menengah yang tercatat di bursa melalui papan akselerator.

Ia mengatakan, sejak tahun 2019, BEI telah membentuk dewan perdagangan khusus bagi perusahaan kecil dan menengah yang memiliki aset, yaitu Dewan Akselerasi.

“Jumlahnya saat ini 44 perusahaan, dan satu perusahaan bergabung dalam Dewan Pembangunan pada November 2023. Dia berdiri di kelasnya,” kata Iman.

Menurutnya, rata-rata aset perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Dewan Percepatan lebih dari 10 miliar rupiah, dan yang terbesar sekitar 250 miliar rupiah.

Sementara itu, usaha kecil dan menengah dengan aset di bawah jumlah tersebut dapat menggunakan fitur Securities Crowdfunding (SCF) untuk pembiayaan.

Selain itu, Iman mengatakan BEI juga memiliki Inkubator BEI sebagai wadah memfasilitasi perusahaan yang ingin mempelajari lebih lanjut proses IPO. Inkubator BEI kini telah tersedia di Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

“Kami juga bersedia bertemu dengan spesialis pendukung pasar modal yang akan mendukung proses IPO perusahaan, seperti asuransi, firma akuntansi, firma hukum, notaris dan lain-lain,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours