Menkop UKM yakin minyak makan merah sejahterakan petani sawit

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (Antara) – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tetan Masduk meyakini minyak sawit merah akan membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi petani.

Hal itu disampaikan Tetan saat peletakan batu pertama pembangunan pabrik minyak nabati alang-alang di Koperasi Unit Desa (KUD) Sejahtera di Kecamatan Musa Banyusin, Sumatera Selatan, Jumat.

“Jika memungkinkan, petani bisa mendapatkan nilai tambah dari perkebunan kelapa sawitnya dengan tidak hanya menjual TBS (bibit buah segar), tapi juga bisa mengolahnya,” ujarnya, seperti dikutip dalam siaran pers Kementerian.

Teten menyediakan minyak goreng berwarna merah yang aman dengan warna khas yang indah. Warna inilah yang menjadi ciri khas yang membedakannya dengan minyak goreng biasa.

Namun karena tuntutan pasar Eropa yang membutuhkan minyak goreng berwarna bening, bahan-bahan berharga seperti vitamin yang terkandung dalam minyak merah harus terbuang sia-sia.

“Saya sudah berkali-kali mencoba minyak goreng merah dengan chef profesional. “Mereka mencobanya…mereka mencoba menggoreng dan rasanya tidak berubah dan nutrisinya bagus,” katanya.

Namun Tatian mengaku menemukan bukti bahwa minyak goreng merah tidak boleh dijual murah karena bisa menjadi produk premium.

Menurut Tatin, pabrik minyak terbarukan yang dibangun di atas lahan 1.000 hektare mampu menghasilkan 7,5 ton minyak per hari. Jumlah tersebut dikatakan cukup untuk menghidupi masyarakat di dua kabupaten yang bertetangga.

Pembangunan pabrik minyak nabati merah di Kabupaten Musa Banyusin meliputi area seluas 3.018 hektar, dengan rencana kapasitas produksi minyak nabati merah mencapai 0,5 ton per jam.

Pemasaran minyak nabati merah ditargetkan pada pabrik minyak nabati merah yang ada di 15 kecamatan di Kabupaten Musa Banyusin.

“Saya berharap pengembangannya tidak tertunda karena importir, jaringan restoran, dll menunggu ketersediaan minyak nabati merah ini.”

Tempat yang sama, kan. Bupati Musa Banyusin Sandi Pahlepi mengatakan, sektor perekonomian utama di wilayahnya adalah pertanian, khususnya perkebunan. Saat ini lahan budidaya didominasi oleh kelapa sawit, disusul karet, kelapa, dan lateks gambir.

Ia menekankan, koperasi berperan penting dalam membangun pabrik minyak terbarukan dan dapat memberikan manfaat lebih kepada petani yang biasanya hanya menjual TBS.

Ketua KUD Sejahtera, Muhammad Taman menambahkan, KUD Sejahtera telah berdiri sejak tahun 1984 dan saat ini memiliki lahan seluas 2.206 hektar dengan anggota 1.536 orang. Aset KUD Sejahtera sendiri melebihi 110 miliar GEL.

“Pembangunan pabrik CPO kami baru mencapai 46%. Nantinya tanaman itu akan digabung dengan tanaman minyak nabati merah, kata Taman.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours