Menlu paparkan tantangan diplomasi luar negeri di hadapan mahasiswa

Estimated read time 2 min read

Banjarmasin dlbrw.com – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi berharap Fakultas Hukum Universitas Lambang Mangkurat (FH-ULM) dapat menjadi penghasil diplomat terampil di masa depan yang dapat berkontribusi dalam diplomasi politik luar negeri Indonesia.

“Sudah saatnya ULM membangun sumber daya diplomasi yang lebih efektif, dan saya yakin bisa melakukannya,” kata Menlu Retno saat kuliah umum daring bertema “10 Tahun Diplomasi Indonesia: Diplomasi Indonesia dan Hukum Internasional” di FH-ULM .Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa.

Ia mengatakan, harusnya lebih banyak lagi generasi diplomat yang lahir dari perguruan tinggi termasuk ULM sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) terbaik di Pulau Kalimantan.

Selain itu, diplomasi politik luar negeri, lanjutnya, sangat penting bagi perjalanan Indonesia dalam menjalin hubungan dengan negara-negara lain di dunia. Untuk itu, pihaknya terus berupaya mendekatkan politik luar negeri Indonesia kepada mahasiswa dan institusi akademis.

Dalam materinya, Menlu menyampaikan bahwa setiap tahun tantangan dalam menjalankan politik luar negeri tidak semakin mudah, namun semakin berat karena kondisi dunia yang sedang tidak baik.

Ia mengatakan dampak Covid-19 masih terus berlanjut dan persaingan antar negara besar semakin ketat. Dunia yang kompetitif ini mempersulit penyelesaian tantangan dan permasalahannya.

Menlu memperkirakan banyak negara yang tidak menghormati hukum internasional, sehingga sulit untuk menghormatinya.

Ia mengatakan jika seluruh negara di dunia secara konsisten menghormati hukum internasional, Palestina akan merdeka dan lebih dari 40 ribu orang akan tewas di Gaza dalam 10 bulan terakhir.

“Kita tidak boleh tunduk pada perintah negara lain dengan mengorbankan nilai dan prinsip hukum internasional,” kata Menlu.

Sementara itu, Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional (KEMLU) Kementerian Luar Negeri L. Amrih Jinangkung yang hadir secara langsung “menciptakan dan membentuk norma-norma internasional seperti Indonesia. Anggap saja ini soal diplomasi kedaulatan dan diplomasi ekonomi”.

Dia mengatakan siswa harus memahami hukum internasional, perjanjian internasional, prinsip-prinsip hukum umum, kebiasaan internasional dan keputusan pengadilan serta pendapat para sarjana terkemuka.

Sementara itu, Direktur Hukum dan Perjanjian Ekonomi Luar Negeri Kementerian Luar Negeri, Sihda Guruh Thanga Samudra berbicara tentang diplomasi ekonomi di tingkat ASEAN, ASEAN Plus, dan bilateral.

Dalam sambutannya, Dekan FH-ULM, Ahmed Faisal menyampaikan perlunya generasi yang mampu berdiplomasi politik luar negeri perlu dibina dan dikembangkan sejak kecil agar menjadi diplomat masa depan.

“Kami berterima kasih kepada Kementerian Luar Negeri yang telah mendirikan FH-ULM sebagai bagian dari peningkatan tenaga diplomasi Indonesia,” ujarnya.

Dekan Fakultas Hukum Ahmed Faisal menyerahkan cinderamata kepada Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri El Amrih Jinangkung. (Antara/Firman)

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours