Menlu Retno dorong kesatuan GNB lawan ketidakadilan terhadap Palestina

Estimated read time 2 min read

JAKARTA dlbrw.com – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendorong persatuan negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) untuk melawan ketidakadilan yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

Dorongan tersebut, berdasarkan informasi yang diterima Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Selasa, disampaikannya pada Pertemuan Tingkat Menteri GNB di Majelis Umum PBB (SMU) di New York pada 23 September 2024.

Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno menekankan pentingnya pertemuan tersebut mengingat jumlah korban tewas di Gaza yang terus bertambah mencapai 41 ribu orang.

Menteri Luar Negeri Retno mengatakan: “Ini bukan sekedar angka. Mereka adalah laki-laki, perempuan dan anak-anak tak berdosa yang hidupnya tiba-tiba dan berakhir secara tidak adil akibat konflik.”

Dan dia menambahkan bahwa PBB lumpuh selama berbulan-bulan sementara kekejaman Israel terus berlanjut dan menyebar ke seluruh Timur Tengah.

Retno kemudian bertanya kepada anggota GNB mengenai upaya apa yang bisa dilakukan G-30-S untuk menghentikan kekerasan.

Menlu RI juga menegaskan, apa yang terjadi di Palestina bukan hanya konflik, melainkan serangan terhadap fondasi sistem multilateral.

Penerapan hukum internasional secara selektif dan lingkungan impunitas membuat sebagian besar negara berkembang di belahan bumi selatan frustrasi, katanya.

Perpecahan geopolitik antar negara-negara besar telah menciptakan situasi di mana hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional diabaikan dan negara-negara dapat bertindak dengan impunitas atau impunitas, kata Retno.

Menurutnya, situasi seperti ini tidak bisa diterima.

“Menjelang peringatan 70 tahun Konferensi Bandung tahun 2025, kita harus mengingat kembali semangat Bandung, yaitu semangat persatuan, perdamaian, dan kerja sama antar bangsa,” ujarnya.

Beliau juga mengatakan: “Dalam semangat ini, Gerakan Non-Blok harus bersatu sebagai gerakan yang menghormati hukum internasional dan merupakan kekuatan positif bagi keadilan dan kemanusiaan untuk sistem multilateral yang adil dan setara.”

Menurut Retno, lebih dari sebelumnya, Gerakan Non-Blok harus memperbarui semangat Bandung untuk menghadapi ketidakadilan yang dilakukan terhadap Palestina, meningkatkan dampak multilateral dari gerakan tersebut dan fokus pada kembalinya Palestina.

Gerakan ini juga harus menggunakan kekuatan kolektifnya untuk menuntut akuntabilitas dan pengakuan terhadap negara Palestina, serta menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara.

Menteri Luar Negeri Retno mengatakan, “Sudah waktunya bertindak dengan persatuan dan tindakan yang bermakna.”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours