Menlu Retno: Pemajuan HAM jadi kunci masa depan ASEAN

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia di negara-negara Asia Tenggara merupakan kunci masa depan cerah ASEAN.

“Masa depan ASEAN tidak akan cerah jika setiap negara anggota tidak memiliki komitmen yang kuat terhadap Komisi Antarpemerintah ASEAN (AICHR) di Vientiane, Laos,” kata Retno. , Rabu.

Dalam pertemuan tersebut, Kementerian Luar Negeri RI melalui keterangan tertulis mengatakan, Menlu Retno menekankan pentingnya penguatan peran AICHR untuk melanjutkan proses pengawasan ASEAN.

Proses Review AICHR merupakan proses peninjauan Referensi (TOR) AICHR agar AICHR tetap relevan dalam menghadapi tantangan saat ini, termasuk memastikan keseimbangan antara mandat, sosialisasi dan perlindungan AICHR.

“Proses ini masih terhambat sehingga memerlukan komitmen politik dari semua pihak untuk memajukan hak asasi manusia di kawasan. Dalam hal ini, diperlukan komitmen politik untuk melanjutkan proses pengawasan,” kata Retno.

Retno juga menegaskan, mandat dan fungsi AICHR harus disesuaikan untuk menjawab berbagai tantangan di bidang hak asasi manusia dan memperkuat perlindungannya.

Ia juga meminta semua negara ASEAN untuk berpartisipasi dalam promosi hak asasi manusia global.

Dalam hal ini, kata dia, Indonesia mendukung ASEAN dalam menjalin dialog hak asasi manusia yang lebih luas dengan mitranya.

Menlu Retno juga menyampaikan bahwa Indonesia dan Laos akan memimpin dan menjadi tuan rumah KTT HAM ASEAN ke-6 di Jakarta pada bulan November tahun ini.

Tahun lalu, pada masa kepemimpinan Indonesia di ASEAN, Indonesia mengusulkan untuk secara rutin melaksanakan Dialog Hak Asasi Manusia ASEAN, sebuah forum dialog yang jujur ​​dan terbuka untuk mengkaji permasalahan hak asasi manusia di kawasan.

Selain itu, Retno menjelaskan dua poin utama yang menjadi perhatian AICHR dan ASEAN, antara lain meningkatnya kejahatan perdagangan manusia di wilayah yang mayoritas korbannya adalah perempuan.

Kekhawatiran telah disampaikan oleh beberapa menteri luar negeri ASEAN, termasuk Brunei Darussalam, Filipina, dan Thailand.

Persoalan ini juga diangkat oleh perwakilan AICHR Indonesia Yuyun Wahuningrum.

Selain itu, Menlu RI menekankan bahwa ASEAN tidak bisa tinggal diam dalam menghadapi pelanggaran HAM di Jalur Gaza akibat serangan Israel.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours