Menlu RI: Selandia Baru penting sebagai jembatan ASEAN dengan Pasifik

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Luar Negeri India Retno Marsudi menegaskan keinginan ASEAN untuk memperkuat kerja sama dengan Selandia Baru yang berperan penting sebagai jembatan penghubung ASEAN dan Samudera Pasifik.

“Selandia Baru penting bagi ASEAN, khususnya dalam terus mendukung ASEAN dalam menjalin hubungan di kawasan Pasifik,” kata Retno kepada Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters dan delegasi pada Final Ministerial Meeting (PMM). Vientiane, Laos, Jumat waktu setempat.

Menurut Kementerian Luar Negeri RI, ia mengatakan ASEAN dan Selandia Baru harus terus berperan dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan, salah satunya melalui kerja sama kedua kawasan dalam bidang senjata nuklir.

Selain itu, tahun depan akan menjadi peringatan 50 tahun hubungan ASEAN dengan Selandia Baru, sehingga akan ada momentum yang baik untuk memajukan hubungan tersebut, kata Menteri Luar Negeri India.

Retno mengatakan, meskipun ASEAN memiliki Traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Timur (SEANWFZ), Selandia Baru merupakan salah satu pihak dalam Zona Bebas Senjata Nuklir Pasifik Selatan (SPNFZ).

“Dengan cara ini, kerja sama akan terjalin melalui komunikasi dan pertukaran pengalaman untuk implementasi dua perjanjian zona bebas senjata nuklir”, ujar Menlu India.

Di saat yang sama, Retno juga menekankan pentingnya penguatan kerja sama konkrit antara ASEAN dan kawasan Pasifik.

Menurut dia, saat Indonesia memimpin ASEAN tahun lalu, ASEAN dan Sekretariat Federasi Kepulauan Pasifik (IPF) sepakat untuk bekerja sama.

Selanjutnya, Indonesia berencana membuat rencana aksi bersama di beberapa bidang, seperti ekonomi biru yang mencakup perikanan, konservasi laut, dan keanekaragaman hayati.

Menteri Luar Negeri Indonesia mengatakan pejabat senior atau setara dari ASEAN dan Selandia Baru dapat mengikuti rencana aksi tersebut.

Indonesia juga menyambut baik penerapan Enhanced Free Trade Area ASEAN-Australia-Australia (Revisi AANZFTA).

Apalagi, perdagangan ketiga pihak pada tahun 2023 tercatat bernilai 16 miliar dolar (Rp 259,68 triliun).

Pembaharuan perjanjian tersebut, menurut Retno, telah menunjukkan dampak positif terhadap perdagangan ketiga kelompok tersebut dan diharapkan dapat terus membantu meningkatkan persaingan dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours