Menpora Dito Tunjuk Anak Muda 34 Tahun Jadi Asisten Deputi Kepeloporan Kemenpora

Estimated read time 2 min read

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo melantik Muhammad Adsan sebagai Asisten Deputi Pelopor Pemuda. Adsan adalah seorang pemuda berusia 34 tahun, dan akan menangani masalah pengembangan keterampilan bagi pemuda Indonesia.

Menteri Dito ingin memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk mengisi posisi-posisi strategis dalam pengembangan pemuda. Jadi pejabat yang mengisi jabatan Wakil Pembantu Perintis Pemuda adalah orang yang mengetahui tentang kepemudaan.

“Jika kita ingin mengembangkan pemuda, maka kita harus memilih pemuda untuk mengisi jabatan tersebut. Karena pemuda selalu mengetahui apa yang menjadi kebutuhan generasi muda, kata Mas Menteri Dito, Kamis (6/6/2024).

Kemenpora mencermati riwayat kerja Adsan. Adsan, lahir di Palu, 11 Mei 1990, saat masih muda pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah (Sulteng).

“Biasanya jabatan Kadi dijabat oleh senior. Namun ketika generasi muda menjadi Kadis. Jadi mentalnya sudah ditempa, performanya sudah diuji,” kata Dito.

Kemenpora juga ingin generasi muda yang menjadi pendamping pionir pemuda bisa terhubung dengan generasi Z. Adsan dinilai memiliki pengalaman organisasi yang lengkap untuk mendorong pionir pemuda.

Adan aktif di organisasi pemuda. Beliau adalah Sekretaris Pemuda Pancasila di Kabupaten Buol, Kepala Dinas Kesehatan dan Kependudukan di KNPI Kabupaten Buol. Ia kemudian aktif di organisasi kemanusiaan dan menjadi ketua Palang Merah Indonesia (PMI) di Distrik Buoi.

Faktanya, Adsan merupakan Ketua JCI Chapter Buol, sebuah organisasi pendukung klub sepak bola Juventus.

“Kami mencari ‘pejabat’ pemuda yang memahami kepemudaan, memahami kebutuhan pemuda. Sehingga beliau dapat dengan mudah menganalisa permasalahan pemuda dan bagaimana cara membina pemuda,” kata Menteri Dito.

Dalam penilaian tersebut, dalam menggarap Indonesia Emas 2045, kualitas pemuda harus dipersiapkan sejak saat ini. Pada saat itu, Indonesia akan mempunyai bonus demografi dimana generasi muda usia kerja akan menjadi populasi yang dominan.

“Ini harus dipersiapkan mulai sekarang. Bonus demografi ini ibarat pedang bermata dua. Jika kita tidak mempersiapkan diri, maka akan terjadi pengangguran yang tinggi. “Kami tidak ingin terjadi situasi negatif,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours