Menteri Bahlil diharapkan maksimalkan investasi-teknologi hulu migas

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara Indonesia (Aspebindo) mengumumkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Rahadalia yang sebelumnya menjabat Menteri Investasi akan mempercepat investasi dan pengembangan teknologi di sektor hulu minyak. Potensi internal yang ingin kita manfaatkan semaksimal mungkin. dan sektor gas.

Investasi dan teknologi hulu migas sangat penting untuk meningkatkan lifting migas guna memenuhi target APBN 2024 dan RAPBN 2025.

Caranya dengan memaksimalkan potensi Indonesia dengan mempercepat investasi dan pengembangan teknologi di sektor hulu. Hal itu disadari Menteri Bahlil, terutama sebelum menjadi Menteri Investasi, ujarnya kepada Wakil Ketua Umum dari Jakarta itu. , pada hari Rabu.

Presiden RI Joko Widodo pada Senin (19 Agustus 2024) menunjuk Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menggantikan Arifin Tasrif.

Saat menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil menegaskan akan fokus meningkatkan produksi migas di sisa dua bulan masa jabatannya yang berakhir Oktober 2024.

Peningkatan produksi minyak ini merupakan perintah langsung dari Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Berdasarkan RUU APBN 2025 yang disampaikan pemerintah kepada Rapat Paripurna DPR pada 16 Agustus 2024, produksi minyak tahun depan mencapai 600.000 barel setara minyak per hari, dan gas bumi mencapai 1,05 juta barel setara minyak per hari. Inilah tujuannya.

Sementara itu, pemerintah menargetkan produksi 635.000 barel minyak dan gas serta 1,33 juta setara minyak gas bumi per hari dalam APBN pada tahun 2024.

Fathu mengatakan Bahlil bisa meningkatkan produksi migas dengan melakukan penyesuaian regulasi untuk meningkatkan produksi minyak mentah dalam negeri atau mempercepat investasi di sektor hulu.

“Pengalaman Bahlil di bidang bisnis dan pemerintahan membuat segalanya menjadi lebih mudah. ​​Apalagi beliau orang di lapangan, makanya akan terus melakukan pengawasan teknis,” ujarnya.

Ia mengatakan, pemerintah bisa mencontoh negara-negara yang demografinya mirip dengan Indonesia, seperti Brazil. Produksi minyak bumi di Negeri Samba mencapai 3 juta barel per hari.

Selain persoalan minyak dan gas (migas), Fathul mendorong Bahlil untuk lebih memajukan sektor mineral dan batu bara (Minerva).

Lebih lanjut Bahlil juga sempat berbicara dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto, sehingga saya yakin program hilirisasinya akan jauh lebih giat dibandingkan sebelumnya, ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tengah berjuang mengelola kelebihan pasokan listrik dari program 35.000 megawatt (MW) bersama PT PLN. Manfaat ini bisa dimanfaatkan untuk percepatan hilirisasi.

“Surplus ini jangan dijadikan beban, ini adalah peluang besar untuk mendukung kebijakan dinamika yang lebih rendah, pemerintah dan PLN dapat memanfaatkan surplus ini untuk mendorong tarif preferensi dan kebijakan penetapan harga dinamis kepada industri di zona KEK, sehingga listrik harga lebih efektif,” kata Fatul yang juga Direktur Eksekutif Institut Politik, Energi, dan Ekonomi (Inspeksi).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours