Menteri ESDM pastikan subsidi listrik 2025 sasar rumah tangga rentan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan kebijakan subsidi listrik tahun 2025 fokus pada sasaran dan mengutamakan rumah tangga miskin dan rentan.

Kebijakan subsidi listrik tahun 2025 sudah tepat sasaran dan hanya akan diberikan kepada rumah tangga yang berhak serta rumah tangga miskin dan rentan, kata Arifin dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen Jakarta, Rabu.

Arifin juga mengatakan, kebijakan subsidi listrik pada tahun 2025 akan mendorong transisi energi yang lebih efisien dan berkeadilan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, fiskal, dan lingkungan hidup.

Ia mengatakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan anggaran subsidi listrik sebesar Rp 88,36 triliun untuk tahun 2025.

“Pada tahun 2025, subsidi listrik RAPBN diusulkan sebesar Rp 83,02 hingga 88,36 triliun,” ujarnya.

Dia mengatakan usulan anggaran tersebut mengasumsikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar $75-$85 per barel dan nilai tukar Rp 15.300 terhadap dolar.

Dengan asumsi ICP USD 75-85 per barel dan nilai tukar Rp15.300-16.000 per USD maka inflasi 1,5-3,5 persen sesuai KEM-PPKF (Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal) 2025 tanggal 6 Mei 2024 .

Selain itu, dengan asumsi harga listrik kelompok pelanggan subsidi tidak disesuaikan.

Sebelumnya, Kementerian ESDM mengajukan subsidi listrik sebesar Rp 83,02 triliun hingga Rp 88,36 triliun pada RAPBN 2025, naik sebesar Rp 15,12 triliun dibandingkan APBN 2024 sebesar Rp 73,24 triliun.

Kebutuhan subsidi listrik pada era APBN 2025 sebesar 83,02 triliun hingga 88,36 triliun rupiah, kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu dalam rapat konsultasi VII Komisi DPR di Senayan, Jakarta, Senin (3 Juni).

Jisman mengatakan, angka tersebut diperoleh dengan asumsi rupiah sebesar 15.300 hingga 16.000 dolar, asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar $75 hingga $85 per barel, dan tingkat inflasi 1,5 hingga 3,5. persen.

“Hal ini sejalan dengan kerangka makroekonomi dan poin-poin penting kebijakan fiskal tahun 2025 yang kami terima pada 6 Mei 2024,” kata Jisman.

Tercatat, terdapat 41,08 juta pelanggan sasaran bantuan, dengan penerima manfaat terbesar berasal dari rumah tangga pengguna daya 450 VA atau 45,46 hingga 45,99 persen dari perkiraan anggaran sebesar Rp 38,18 triliun hingga Rp 40,16 triliun.

Selain itu, penerima manfaat adalah rumah tangga dengan daya 900 VA dan anggaran subsidi Rp15,75-16,68 triliun; usaha kecil senilai Rp9,39-10,18 triliun; industri kecil 5,93 triliun – 6,51 triliun; pemerintah Rp 0,36 triliun – Rp 0,39 triliun; sosial Rp. 12,16 triliun Rp. dan lainnya dari Rp 1,24 triliun menjadi Rp 1,34 triliun.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours