Menteri ESDM resmikan operasional prototipe kapal diesel dual fuel

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif bersama Menteri Perhubungan Budi Kariya Sumadi meninjau prototipe awak mesin diesel milik PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) di Pelabuhan Sombah, Balikpapan, Kalimantan Timur kapal kru (DDF) telah dimulai. , Senin (12/8).

Menteri Arifin mengapresiasi inisiatif PHM dalam mendukung program penurunan emisi pemerintah yang sejalan dengan target Net Zero Emissions (NZE) sebelum tahun 2060.

“Diluncurkannya prototipe kapal awak DDF ini jelas menunjukkan partisipasi aktif perusahaan migas Indonesia dan akan memberikan manfaat yang signifikan bagi PHM dan masyarakat secara keseluruhan,” kata Arifin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa .”

Menurut Ariffin, dunia saat ini sedang bergerak menuju energi hijau. Termasuk di sektor transportasi, dimana Organisasi Maritim Internasional (IMO) juga sedang merumuskan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan untuk transportasi rendah atau nol karbon.

“Oleh karena itu, inisiatif kapal berawak dengan sistem diesel bahan bakar ganda hibrida ini patut diapresiasi. Tentu saja, diperlukan kajian dengan perhitungan yang cermat untuk memastikan penerapannya dengan benar dan mengurangi emisi serta efisiensi bahan bakar,” ujarnya.

Arifin berharap inisiatif konversi kapal DDF ini dapat segera diterapkan pada kapal-kapal lain juga, karena setiap kapal yang dikonversi DDF memiliki efisiensi yang sangat tinggi, hingga efisiensi 80%.

“Masih 2024. Cukup satu tahun uji coba. Baru bisa kita ekspansi ke kapal lain. Kalau kita mau ekspansi lebih lanjut, berdasarkan hasil ini, apa sebenarnya yang memotivasi dan memotivasi para pengusaha pelayaran?” investasi yang bagus, dan kita bisa berinvestasi lagi untuk melakukan perubahan,” kata Menteri ESDM.

Lebih lanjut, Ariffin mengatakan penggunaan kapal DDF akan meningkatkan produksi gas dalam negeri dan mengurangi ketergantungan negara terhadap minyak yang harganya sedang naik.

“Karena dengan konstelasi geopolitik yang ada kita tahu harga (minyak) masih terkendali dan tidak akan lagi turun di bawah US$70 per barel. Jadi kalau harga turun $5, produksi akan turun lagi $9 Yo, masalah ini harus kita selesaikan dengan sumber daya energi yang ada di negeri ini.”

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Kariya Sumadi juga memuji tinggi upaya PHM terhadap kapal DDF.

Hal ini merupakan wujud nyata penerapan rekomendasi IMO oleh Indonesia untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim melalui pengurangan emisi transportasi laut.

“Dengan berbagai inisiatif termasuk transportasi ramah lingkungan, hal ini sejalan dengan apa yang telah dimulai IMO dan kita perlu mendukungnya serta meringankan kewajiban penggunaan sulfur rendah,” kata Budi.

Sementara itu, Managing Director PHM Setoyo Saputo Eddy mengatakan teknologi transportasi DDF merupakan bagian dari efisiensi transportasi yang diterapkan PHM.

Jika menggunakan kapal berbahan bakar solar maka akan menggunakan 1.500 liter bahan bakar per hari, namun dengan DDF hanya sekitar 40 persen yang berasal dari solar, dan 60 persen sisanya berasal dari LNG.

“Efisiensi yang didapat dengan crew trunk kami perkirakan 1.500 liter per hari dan menggunakan LNG 30 MMBTU per hari, efisiensinya sekitar Rp 12 juta per hari,” ujarnya.

Kapal awak DDF adalah kapal yang dilengkapi dengan mesin diesel yang telah dimodifikasi agar mesin dapat dijalankan dengan campuran bahan bakar solar dan gas alam.

Meskipun teknologi ini tidak sepenuhnya menghilangkan penggunaan bahan bakar diesel, namun teknologi ini mengurangi jumlah bahan bakar diesel yang digunakan. Silinder LNG akan dipasang di area tangki bahan bakar.

Hasil studi PHM menunjukkan bahwa optimalisasi penggunaan DDF akan mengurangi konsumsi bahan bakar solar sebesar 6.050 kiloliter per tahun untuk 10 kapal berawak yang beroperasi di WK Mahakam, sehingga mengurangi biaya operasional sebesar USD 4,1 juta. Tahun demi tahun.

Acara peresmian tersebut turut dihadiri oleh Presiden SKK Migas Dwi Soecipto, Direktur Pengembangan dan Produksi PHE Awang Razuardi, General Manager PHM Seyo Saputo Edhi, serta Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia Sunayant.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours