Menteri Kabinet Perang Israel Mundur, Sebut Netanyahu Gagal Menang Lawan Hamas

Estimated read time 2 min read

TEL AVIV – Benny Gantz, pejabat senior di kabinet perang Perdana Menteri (PR) Israel Benjamin Netanyahu, telah mengumumkan pengunduran dirinya.

Gantz menilai Perdana Menteri Netanyahu telah gagal dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza, Palestina.

Gantz, mantan menteri pertahanan yang bergabung dengan tentara tak lama setelah perang Gaza dimulai Oktober lalu, mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Minggu karena ketidaksepakatan dengan kebijakan Netanyahu.

“Netanyahu menghalangi kita untuk bergerak menuju kemenangan sejati,” ujarnya dalam keterangannya, dilansir CNN, Senin (10/6/2024).

“Itulah sebabnya kami meninggalkan negara bagian pemerintah hari ini, dengan berat hati, tapi dengan sepenuh hati,” tambahnya.

Gantz juga meminta Netanyahu untuk menjadwalkan pemilu baru dan mendesaknya untuk tidak membiarkan kehancuran negara Israel.

Meskipun kepergian Gantz tidak akan membuat koalisi menjadi penentu, karena kelompok sentris Israel Resilience hanya memiliki enam kursi di Knesset (Parlemen), langkahnya tentu akan mengejutkan politik negara Yahudi tersebut.

Tak lama setelah pengumuman tersebut, pejabat tidak berdokumen lainnya, mantan kepala staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Gadi Eisenkot, juga meninggalkan kabinet. Anggota Knesset Yechiel Tropper membuat pengumuman yang sama.

Netanyahu, ya

Perdana Menteri pemerintahan Zionis menyatakan siap bekerja sama dengan seluruh Zionis yang bersedia membantu mengalahkan musuh-musuh Israel.

Konflik antar angkatan bersenjata Israel meletus dengan pengunduran diri seorang pejabat tinggi Israel yang mengawasi operasi di Gaza karena gagal menghentikan serangan pertama Hamas pada Oktober 2023.

Dalam sebuah surat kepada atasannya, kepala Divisi Gaza IDF, Brigadir Jenderal Avi Rosenfeld, mengatakan dia telah gagal dalam “tugasnya” dan telah mengundurkan diri dari militer sama sekali.

Rosenfeld adalah komandan senior kedua yang mengundurkan diri dalam kudeta Hamas pada 7 Oktober 2023, menyusul pengunduran diri kepala intelijen militer IDF awal tahun ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours