Menteri KKP tekankan ekonomi biru untuk ketahanan pangan  

Estimated read time 3 min read

Makassar (ANTARA) – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan pentingnya program ekonomi biru untuk mendukung kelestarian lingkungan perikanan dan produksi pangan negara.

“Saya merekomendasikan agar kurikulum di Universitas Hasanuddin fokus pada ilmu pengetahuan, penelitian, inovasi dan teknologi, yang mendukung program Ekonomi Biru yang merupakan masa depan bangsa Indonesia,” ujarnya saat memberikan sambutan kepada masyarakat. hadirin. Fakultas Hukum Unhas Makassar Sulawesi Selatan.

Di hadapan ratusan mahasiswa yang hadir dalam kuliah besar bertajuk “Mencapai kesuksesan Dewan Ekonomi Biru, dengan keberlanjutan dan kesejahteraan”, beliau menekankan bahwa produksi pangan itu penting.

Sebab keamanan pangan bersumber dari tiga hal yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Ini juga merupakan protein untuk setiap hasil yang disebutkan di atas. Dalam kondisi pasar yang selalu surplus, produk ikan dianggap sebagai sumber produksi pangan terkuat.

“Silakan dicoba, laut kita bisa menyelesaikan permasalahan pangan yang dihadapi dunia saat ini,” kata mahasiswa Baruga Prof. Dr. H Baharuddin Lopa, Fakultas Hukum Unhas.

Untuk meningkatkan kemampuan dan menghadapi tantangan, Trenggono mengatakan, setiap orang harus mengetahui terlebih dahulu pentingnya ekologi untuk mengedepankan pemimpin, yang kini menjadi perhatian KKP untuk melaksanakan lima tujuan ekonomi biru.

Mendapatkan manfaat dari pengembangan kawasan konservasi laut, stok ikan yang terukur, pembangunan kelautan berkelanjutan, budaya kelautan dan darat, pengelolaan dan pemantauan pesisir dan pulau-pulau kecil.

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu (kiri) menyerahkan buku penangkapan ikan tersebut kepada Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Jamaluddin Jompa, usai menyelesaikan ceramah bertajuk “Perencanaan Efektif, Dukungan dan Kemakmuran”. di Baruga Prof. H Baharuddin Lopa, Fakultas Hukum Unhas, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Kamis (29/8/2024).

“Dalam pengelolaan sampah plastik di laut dengan ikut serta dalam gerakan nelayan di bulan cinta atau program BCL laut,” ujar mahasiswa Institut Teknologi Bandung angkatan 1986 ini.

Menteri Trenggono menjelaskan, laut menawarkan berbagai sumber daya yang dapat dijadikan sumber pangan yang tidak hanya bergizi tetapi juga lebih ramah lingkungan.

Menurut data Skyquest (2023), peran sektor perairan dan perikanan dalam menyediakan sumber pangan diperkirakan akan semakin meningkat. Pasar perikanan global diproyeksikan tumbuh pada Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk atau CAGR sebesar 6,52 persen dari $269,3 miliar pada tahun 2023 menjadi $419,09 miliar pada tahun 2030.

“Meski merupakan wilayah kepulauan terbesar yang kaya akan sumber daya kelautan dan perikanan, Indonesia harus menempatkan laut sebagai halaman pertama dan pusat pembangunan nasional untuk menjamin Indonesia Emas pada tahun 2045,” ujarnya.

Meski terdapat harapan besar terhadap laut sebagai sektor pendukung pangan, namun laut sudah menghadapi banyak tantangan. Tekanan terhadap lautan akibat meningkatnya aktivitas manusia, perubahan iklim, penangkapan ikan berlebihan dan IUU fishing, serta pencemaran air akibat sampah plastik mengancam kelestarian ekosistem laut dan perikanan.

Saat ini, Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Jamaluddin Jompa, mengatakan mahasiswa Unhas menunjukkan minatnya untuk mengikuti pertemuan publik. Disebutkan 700 orang yang mendaftar, namun kapasitas baru hanya menampung 400 orang, selebihnya mengikuti siaran langsung acara di YouTube.

Jamaluddin tentang rencana ekonomi biru, ia mendukungnya karena sesuai visi UNHAS 2045 berbasis wilayah maritim Indonesia. Unhas ingin bekerja sama dengan KKP untuk mendukung program ini.

Ia menambahkan, “kebijakan ekonomi biru yang berbasis ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan yang diukur dengan perikanan harus dilaksanakan, skalanya sangat penting.”

Setelah selesai edukasi masyarakat, dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama atau moU antara Dirjen Pengelolaan Air dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Kebudayaan dan Kebudayaan Indonesia. Penelitian Ilmiah Unhas Tentang Manajemen Pelayaran Melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengumpulan Data, Penelitian dan Publikasi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours