Menurunkan prevalensi merokok bisa tingkatkan harapan hidup

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Merokok merupakan faktor risiko berbagai kondisi kesehatan jangka panjang dan kematian dini.

Menurut penelitian baru-baru ini yang dikutip di Medical Daily, mengurangi prevalensi merokok hanya sebesar 5 persen dari tingkat saat ini akan meningkatkan harapan hidup secara signifikan dan mencegah jutaan kematian dini di seluruh dunia pada tahun 2050.

Lebih dari 175 juta orang kehilangan nyawa karena merokok, yang setara dengan hampir 4,30 miliar tahun kematian (kematian dini) antara tahun 1990 dan 2021.

Penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet Journal of Public Health ini meneliti bagaimana tiga skenario prevalensi merokok mempengaruhi usia dan harapan hidup saat kematian karena semua penyebab, termasuk kematian dini karena penyebab tertentu.

Skenario ini mencakup kelanjutan tren merokok saat ini, mencapai nol penggunaan tembakau mulai tahun 2023 (Eliminasi-2023), dan secara bertahap mengurangi jumlah perokok global menjadi hanya 5 persen (Eliminasi-2023).

Menurut perkiraan tahun 2022, prevalensi merokok di seluruh dunia adalah 28,5 persen pada pria dan 5,96 persen pada wanita.

Menurut analisis, jika tren merokok terus berlanjut, pada tahun 2050 prevalensi merokok akan turun menjadi 26 persen pada pria dan 30 persen pada wanita.

Meskipun terdapat penurunan, jumlah tahun yang hilang akibat masalah kesehatan yang berhubungan dengan merokok adalah sekitar 29,3 miliar pada pria dan 22,2 miliar pada wanita. Angka harapan hidup akan meningkat dari 73,6 pada tahun 2022 menjadi 78,3 pada tahun 2050.

Pada tahun 2023, pada skenario kedua berhenti merokok total, angka harapan hidup akan berkurang sebesar 2,04 miliar, dan angka harapan hidup akan meningkat menjadi 77,6 tahun untuk pria dan 81 tahun untuk wanita pada tahun 2050.

Pada tahun 2050, 735 juta tahun kehidupan akan hilang bagi laki-laki dan 141 juta tahun bagi perempuan jika mereka berhenti merokok. Rata-rata angka harapan hidup terus meningkat, dan pada tahun 2050 mencapai 77,1 tahun untuk laki-laki dan 80,8 tahun untuk perempuan.

Para peneliti juga mencatat bahwa pada tahun 2050, laki-laki di Asia Timur, Tengah, dan Tenggara akan mendapatkan manfaat paling besar, dengan bertambahnya usia 1,2 hingga 1,8 tahun, sedangkan perempuan di Asia Timur, Amerika Utara, dan Oseania akan bertambah usia 0,3 tahun. Hingga 0,5 tahun.

“Kita tidak boleh melupakan upaya kita untuk mengurangi dan menghilangkan kebiasaan merokok di seluruh dunia. Hasil yang kami peroleh menunjukkan bahwa jutaan kematian dini dapat dihindari dengan berhenti merokok,” kata Profesor Stein Emil Wollseth, penulis utama, dalam siaran persnya.

Penelitian ini memiliki keterbatasan tertentu. Laporan ini tidak mempertimbangkan dampak pengurangan paparan terhadap perokok pasif atau dampak negatif rokok elektrik terhadap kesehatan.

Studi ini tidak memperhitungkan kemajuan medis di masa depan, seperti deteksi kanker paru-paru yang lebih baik dan pengobatan yang lebih efektif.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours