Menyiapkan Hulu Sungai Utara sebagai lumbung pangan penyangga IKN

Estimated read time 8 min read

Hulu Sungai Utara (ANTARA) – Petani di Desa Karyas Dalam, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan tidak lagi menghadapi kendala air bersih saat musim kemarau tiba. Sejauh ini, sumur dan fasilitas pendukung pertanian yang dibangun oleh TNI telah menjawab kekhawatiran masyarakat pedesaan.

Sebelum adanya sumur, para petani di desa tersebut mencari nafkah dengan menggali sumur dangkal di sawah. Itu juga harus dikumpulkan sedikit demi sedikit untuk mengairi tanaman. Air yang keruh dan berwarna kuning jelas tidak sehat.

Ketika musim kemarau tiba, kekeringan semakin terasa dan petani tidak bisa memanen tanaman hortikultura secara normal dan hanya bisa mengandalkan budidaya padi.

Ahmad Humaidi, petani asal Desa Kaliyas Daram, mengatakan desa tersebut merupakan sentra pertanian dan hortikultura yang strategis karena terletak di dataran tertinggi di antara 219 desa di Ulu Sungai Utara dan terhubung langsung dengan pusat. Berbatasan dengan Kalimantan dan memiliki total panjangnya lebih dari 40 kilometer. Menuju ibu kota kepulauan (IKN) dan perbatasan dengan Kalimantan Timur.

“Setelah dibor, kita tidak perlu khawatir saat musim kemarau. Kalau musim hujan bukan yang paling besar, tapi saat kemarau panjang, sumur ini akan membantu 100 persen petani karena panen padi akan berkurang. bemper dan perkebunan akan tetap mendapatkan panen melimpah.” Kata tokoh sosial Maddie (nama samaran). Juga penduduk asli daerah ini.

Luas wilayah Kabupaten Beihulu Shuangxi lebih dari 800 kilometer persegi, dimana 570 kilometer persegi merupakan lahan rawa dataran rendah, yang jelas tidak cocok untuk kegiatan pertanian dan padi tidak dapat ditanam pada musim hujan. Cuaca kering juga menjadi ancaman bagi tanaman hortikultura.

Karyas Dalam merupakan satu-satunya desa yang memiliki potensi ketahanan pangan yang membudidayakan tanaman kombinasi padi dan hortikultura karena kondisi wilayah desa yang tidak seluruhnya berawa.

Desa Karyas Dalam merupakan salah satu desa di Hulu Sungai Utara yang mempunyai lahan pertanian terluas yaitu 246 hektar, selain desa perbatasan sekitar 69 hektar.

Dengan luas lahan pertanian di atas 300 hektar, desa ini lebih produktif dibandingkan desa lain dan menjadi harapan penyimpan pangan, sementara desa lainnya masih memiliki ribuan hektar lahan yang terjebak di rawa-rawa besar. Seperti laut.

“Saat perubahan iklim ekstrim, efisiensi panen tidak tinggi. Total luas lahan pertanian asli melebihi 20.000 hektar, dan produksi padi tahunan seluas 14 hektar mencapai 8 Ribu ton. “Melayani

Karena letak geografisnya, para petani tidak mampu menghasilkan beras terbaik saat panen, sehingga para pemangku kepentingan menetapkan Desa Karyas Dalam sebagai pendukung ketahanan pangan di wilayah tersebut, terutama setelah berdirinya IKN karena letaknya yang berdekatan.

Untuk mendukung akses pusat ketahanan pangan di Desa Karyas Dalam, TNI banyak membangun sarana prasarana bagi masyarakat AD yang sebagian besar berada di Desa Sungai Karyas yang berbatasan dengan Karyas Dalam.

Pada tanggal 8 Mei 2024, 150 personel Satgas Pembangunan Desa Manunggal TNI Angkatan Darat ke-120 (Satgas TMMD) Kodim 1001/Hulu Sungai Utara-Balangan mulai membangun berbagai sarana dan prasarana untuk mewujudkan lahan tahan pangan sebagai paru-paru pertanian daerah tersebut. . .

Kelompok kerja TMMD melakukan berbagai persiapan sebelum tahap pelaksanaan hingga pengeboran sumur sedalam sekitar 100 meter di wilayah yang akses airnya sulit.

Selain untuk kebutuhan pertanian, lubang bor dan fasilitas penunjang juga dibangun untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat desa sekitar yang dibatasi Sungai Kuning, kata Komandan Satgas TMMD 120 Kodim 1001/Hulu Sungai Utara. Letkol Kaw Gunantayo Adi Wirawan dari Detasemen Pembangunan Desa Tentara Nasional Indonesia ke-1 (Detasemen TMMD) Kodim 1001/HSU-BLG di Kariasdara, Kabupaten Ulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan Desa Mu bersama warganya.

Satukan Tentara Nasional Indonesia dan Rakyat

Satgas TMMD bekerja sama dengan masyarakat, pemerintah daerah, dan Polri untuk melaksanakan rencana TMMD yang harus menyelesaikan tujuannya dalam waktu 30 hari sesuai dengan arahan dan arahan Mabes TNI.

Tak mudah bagi gugus tugas ini untuk menjangkau dua desa perbatasan, Sungai Karyas dan Karyas Dalam, yang luasnya sekitar 50% dari total wilayah Hulu Sungai Utara.

Menunggu pengeboran selesai, beberapa anggota tim TMMD membuka jalan menuju kawasan ketahanan pangan di kawasan pemukiman, yang sebelumnya lebarnya sekitar 2 meter di kawasan pemukiman dan memiliki tembok kokoh di sisi kiri dan kanan. Lebar jalan 5 meter.

Dinding batu bertumpuk kokoh di sepanjang jalan yang panjangnya lebih dari 1 kilometer. Tentara dan pemukim bekerja sepanjang waktu untuk mengisi jalan rusak dengan tanah, pasir dan batu. Mereka menggunakan alat berat yang disediakan pemerintah untuk mengaspal jalan. Meski melelahkan, mereka ingin membuktikan bahwa industri mempunyai kemampuan untuk berkontribusi bagi negara dan negara.

Oleh karena itu, warga kota mendapat keringanan. Berkat upaya siang dan malam, situasi perolehan lahan untuk ketahanan pangan tidak lagi seburuk dulu. Diakui, jalan ini tidak mengarah ke pusat lahan pertanian, namun menjadi awal impian Kabupaten Bei Hulu Shuangxi untuk mengembangkan kawasan tersebut menjadi lumbung padi pendukung IKN.

Pada pembukaan akses jalan tersebut, satgas membangun sejumlah sarana prasarana bagi warga desa. Tujuh toilet dan musala telah dipasang sebagai tempat ibadah para petani.

Para petani juga merasa lega karena gugus tugas membangun gudang benih padi yang berjarak lebih dari 2 kilometer dari zona ketahanan pangan. Di antara warga desa tersebut, ada satu warga yang beruntung. Satgas TMMD memperbaiki rumahnya yang tidak biasa ia tinggali dan kini sudah bisa dihuni.

Ternyata di desa tersebut tidak ada layanan kesehatan ibu dan anak. Warga harus menempuh perjalanan jauh untuk mencapai pusat kesehatan masyarakat (Puskam).

“Pokja sedang membangun Pos Pelayanan Terpadu (Posiandu) untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada ibu dan anak. Mereka tidak perlu lagi ke puskesmas,” kata Letkol Gunandio menjelaskan hak dasar kesehatan warga.

Saat subuh, beberapa anggota satgas TMMD yang membawa tas medis satu per satu mengetuk pintu rumah warga. Mereka memberikan layanan kesehatan dan obat-obatan gratis kepada warga.

Sembari menunggu sasaran fisik rampung, Pokja menjalin hubungan emosional yang erat dengan warga melalui sosialisasi, edukasi, dan peningkatan pengetahuan. Mulai dari intelijen nasional, nasehat pertanian, perikanan, ketahanan pangan, ancaman narkoba, hukum, lingkungan hidup, kesehatan dan pelayanan sosial.

Selang empat pekan, warga Desa Sungai Karyas dan Desa Karyas Dalam kini sudah bisa menikmati sarana dan prasarana yang dibangun prajurit TNI.

Dari segi ketahanan pangan, petani tidak perlu lagi khawatir dengan musim kemarau panjang. Mereka bisa memanen padi dan kebun dengan hasil yang memuaskan. Mereka tidak lagi harus menunggu musim hujan atau kemarau. Bahkan, pembangunan wisata pertanian kini sudah dimulai. Promosi ini menjadikan Hulu Sungai Utara sebagai salah satu gudang pangan di Daerah Penyangga IKN.

Gubernur Kalimantan Selatan Sahabilin Noor mengatakan dalam rangka HUT ke-72, Hulu Sungai Utara telah mencapai kemajuan besar di bidang pendidikan, kesehatan, perekonomian, khususnya pertanian. Kawasan ini merupakan salah satu kawasan pilar pendukung pembangunan berkelanjutan Kalimantan Selatan. Forkopimda Letkol Kaew Gunantio Adi Wiriyawan, Satgas Pembangunan Desa Manunggal TNI Angkatan Darat ke-120 (Denstgas TMMD) Komandan Kodim 1001/HSU-BLG bersama HSU dan petani mengunjungi lahan ketahanan pangan di Desa Karias Dalam, Sungai, Hulu Utara. Kalimantan, Jumat (10/5/2024). Antara/Thupal Andani Aritonan

TMMD ke-120

Pada Mei 2024, TMMD akan memasuki pengerahan ke-120 yang melibatkan 50 Komando Distrik Militer (Kodim) di seluruh Indonesia, dengan mengusung tema “Dharma Pelayanan TNI untuk Mewujudkan Pembangunan yang Pesat di Daerah”.

Pertama kali dilaksanakan pada tahun 1980-an dengan sebutan ABRI Masuk Desa (AMD) dan akhirnya berganti nama menjadi TMMD pada era reformasi. Program tersebut merupakan media persatuan antara Tentara Nasional Indonesia dan rakyat.

Dari segi tanggung jawab, asas, dan tugas (topocsi), TNI AD menyelenggarakan operasi pertahanan darat, menjaga keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain, mengembangkan kekuatan darat, dan mempertanggungjawabkan wilayah pertahanan darat.

Oleh karena itu, TMMD didirikan untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab TNI AD menyelesaikan permasalahan rakyat melalui pemerataan pembangunan daerah dalam rangka memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa yaitu bersatu dengan rakyat.

“Saya menilai seluruh program TMMD Kodim 1001/Hulu Sungai Utara-Balangan, mulai dari sasaran fisik dan non fisik, berfungsi dengan baik dan sesuai peruntukan. Brigjen He, Wakil Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat Bidang Pertahanan Daerah dan Wilayah Kerjasama, Mabes, Kepala Satuan 120 Jenderal Heri Susanto saat berkunjung ke tim WASEV TMMD Hulu Sungai Utara mengatakan “berbagai departemen dari pemerintah daerah, TNI, Polari dan masyarakat desa bekerjasama”.

Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjantak mengatakan TMMD bertujuan membantu percepatan pembangunan di daerah tertinggal, terpencil, dan terpencil (3T).

TMMD merupakan program komprehensif lintas sektoral yang dicanangkan TNI bersama kementerian dan lembaga pemerintah terkait, melibatkan seluruh sektor masyarakat, dengan tujuan mempercepat pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah 3T yang secara umum masih terbatas. pada surut yang rendah. garis kemiskinan

Melalui kerja sama penuh semua pihak, program TMMD ke-120 ini berhasil diselesaikan mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga tahap akhir, serta berhasil mencapai rumusan tujuan fisik dan non fisik di 50 kabupaten dan kota di Indonesia.

“TMMD adalah tentang peningkatan kesejahteraan dan persatuan antara TNI dan rakyat. TNI Manunggal tidak kalah pentingnya dengan program air bersih, ketahanan pangan, dan program unggulan seperti penanaman pohon untuk mendukung skema pemerintah. Kodim 1022/Tanah Bambu dan Kodim 1001/Hulu Sungai Utara-Balangan. Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjantak (kiri) serentak di Karang, Kabupaten Tanah Bambu, Kalimantan Selatan, Jumat (7 Juni) Kodim 1001 /HSU-BLG di Desa Rejo dan Kodim 1022 dekat TMMD 120 Antara/Pendin 1022.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours