Menyibak kabut kelam hutan Kalimantan dalam film “Kabut Berduri”

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Netflix kembali menayangkan film investigasi kriminal Spiked Fog karya sutradara Edwin dan dirilis secara eksklusif di layanan streaming mulai 1 Agustus 2024.

Tayang perdana di Sudirman, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu, Kabut Berduri bercerita tentang seorang polwan Jakarta bernama Sanja (Putri Marino) yang harus menyelidiki kasus pembunuhan misterius di perbatasan Indonesia dan Malaysia.

Bukan sekadar pembunuh biasa, Sanya harus berhadapan dengan korban pembunuhan dalam keadaan mengenaskan. Bersama rekannya, Panka (Lukman Sardi) dan Thomas (Yoga Pratama), mereka bekerja sama mengungkap misteri kasus ini.

Baca Juga: Netflix Rilis Trailer Film ‘Thorns of Thorns’

Baca Juga: ‘Sleep Mist’ yang Dibintangi Putri Marino Tayang di Netflix 1 Agustus

Seiring berjalannya waktu, Sanya menghadapi berbagai kejadian meresahkan dan harus mengatasi trauma masa lalunya. Padahal, kasus pembunuhan yang diikutinya merupakan “pintu masuk” menuju sesuatu yang lebih besar dan sulit dibayangkan.

Akankah Sanya dan teman-temannya mampu menyelesaikan masalah tersebut?

Sejuta cerita dari hutan lebat Kalimantan

Berbeda dengan film-film sebelumnya, sutradara Edwin mencoba “meramu” kisah masyarakat yang tinggal di perbatasan Indonesia, yang tidak banyak diwakili sutradara.

Masih di film Sleeping Mist. (ANTARA/HO-Netflix)

Film tersebut menampilkan sudut pandang Sanya yang sebagian besar hidupnya tinggal di kota besar di Pulau Jawa. Sanja segera belajar banyak tentang Indonesia di seberang perbatasan berkat pengalamannya saat mengadili kasus pembunuhan.

Penonton akan disuguhkan berbagai gambar yang menggambarkan korupsi mayat yang terlihat seperti kenyataan. Oleh karena itu, penonton dengan gaya hidup tertentu sebaiknya berpikir dua kali sebelum menonton Sleeping Mist karena banyak adegan yang berpotensi menimbulkan rasa mual.

Namun film ini sangat menarik karena Edwin juga menampilkan budaya suku di Kalimantan melalui “Kabut Berduri”. Mulai dari bahasa daerah yang jarang terlihat di layar bioskop, keindahan alam hutan Kalimantan, hingga budaya tato masyarakat Dayak yang sudah lama dilestarikan.

Edwin juga tak segan-segan memasukkan unsur kebatinan masyarakat melalui karakter Ambong, semangat komunis yang menjadi pedoman masyarakat PARAKU. Dalam film ini, Ambong dihadirkan sebagai simbol hantu komunis yang selalu menjaga masyarakat sekitar dan akan mencelakakan orang yang berniat jahat.

Memang dulu ada organisasi komunis bernama PARAKU dan mereka bekerja sebagai pemberontak di hutan Kalimantan. Dari tahun 1967 hingga 1990, tentara Indonesia dan Malaysia bekerja sama dengan rakyat dalam menumpas pemberontakan komunis PARAKU.

Namun penyajian Ambong sendiri masih kontroversial. Benarkah ada hantu komunis di Kalimantan? Atau memang benar-benar tidak ada?

Setidaknya Edwin berusaha memperkaya isi cerita “Kabut Duri” tanpa mengabaikan kepercayaan masyarakat setempat dengan menampilkan Ambong.

Mengurai birokrasi yang rumit dan rumit

Menonton Thorns, penonton akan dibuat terkesan dengan beratnya birokrasi pemerintah Indonesia. Selain itu, birokrasi yang rumit di wilayah perbatasan di pelosok Indonesia dan tidak terdeteksinya markas besar di Pulau Jawa membuat kasus pembunuhan di Sanya berada dalam bahaya.

Oleh karena itu, Sanya harus menarik otaknya agar kasus tersebut bisa cepat terselesaikan dan tanpa menunggu korban lainnya.

Keajaiban terjadi dari bintang

“Prickly Mist” juga diperkuat oleh pemeran yang secara sempurna menghidupkan cerita. Diantaranya Putri Marino, Yoga Pratama, Lukman Sardi, Yudi Ahmad Tajuddin, Yusuf Mahardika, Yedil Juhrieh Alauddin, Kiki Narendra, Siti Fauzia dan Sita Nursanti.

Masih di film Sleeping Cloud. (ANTARA/HO-Netflix)

Putri Marino terbukti mengesankan dengan mengubah citranya menjadi seorang polisi yang menarik namun tangguh dan berani di lingkungan yang didominasi laki-laki. Karyanya yang luar biasa mampu menyampaikan poin-poin penting kepada penonton dalam setiap aspek penting “The Dark Mist”.

Tak hanya Putri, Yoga Prathama yang berperan sebagai polisi setempat sekaligus rekan Putri juga piawai memerankan logat khas keluarga Dayak. Pembawaannya yang kharismatik berhasil membuat film “White Mist” semakin menarik dan nikmat.

Penampilan para aktor lainnya juga turut mengukuhkan Kabut Berduri sebagai salah satu film Indonesia yang layak untuk ditonton.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours