Mesir serukan gencatan senjata Gaza, cegah perang baru di Lebanon

Estimated read time 2 min read

Kairo (ANTARA) – Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mendesak semua pihak yang terlibat dalam upaya mediasi internasional untuk mengakhiri Gaza, memperingatkan risiko konflik baru di Lebanon.

Al-Sisi menyampaikan seruan tersebut dalam pertemuan di Kairo pada hari Minggu dengan Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Charles Brown.

Pertemuan itu terjadi ketika Mesir mempersiapkan pasukan untuk gencatan senjata baru di Gaza dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hizbullah.

Selain memperingatkan potensi bahaya munculnya kamp-kamp baru di Lebanon, ia juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan kedaulatan Lebanon.

Al-Sisi menekankan pentingnya mendukung upaya bersama Mesir, Qatar dan Amerika Serikat untuk segera mengakhiri Jalur Gaza dan memfasilitasi pemindahan tahanan menuju lingkungan yang stabil dan damai.

Dia menyoroti situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza dan menjelaskan perlunya proses politik yang komprehensif untuk membangun negara Palestina sebagai bagian dari solusi dua negara untuk stabilitas regional jangka panjang.

Jenderal Brown menyampaikan penghargaan kepada Amerika Serikat atas peran sentral Mesir dalam menjaga stabilitas, keamanan dan perdamaian.

Brown juga menyatakan komitmen Amerika Serikat untuk melanjutkan kerja sama militer bersama guna memajukan kepentingan bersama dan mendukung stabilitas regional.

Pesawat tempur Israel melakukan lebih dari 40 serangan udara di Lebanon selatan pada hari Minggu, serangan paling mematikan sejak serangan terhadap Hizbullah dimulai pada 8 Oktober 2023.

Tentara Israel membenarkan bahwa serangan itu bertujuan untuk mencegah serangan Hizbullah.

Hizbullah, sementara itu, mengatakan mereka telah meluncurkan 100 roket tak berawak ke Israel sebagai tahap awal pembalasan atas pembunuhan pemimpinnya Fouad Shukr di Beirut pada bulan Juli.

Sejak Oktober 2023, Hizbullah Lebanon terlibat bentrokan harian dengan pasukan Israel di sepanjang Garis Biru. Para jenderal memerangi mereka yang terluka, dan sebagian besar yang bertempur adalah orang Lebanon.

Meningkatnya ketegangan terjadi di tengah perang di Gaza, di mana Israel telah membunuh lebih dari 400.400 warga Palestina sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Serangan militer Israel telah menghancurkan banyak negara dan menyebabkan sebagian besar orang kehilangan tempat tinggal, kelaparan dan rentan terhadap penyakit.

Sumber: Anadolu

Mesir, Prancis mencoba mencapai Gaza

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours