Mesir Tolak Kerahkan Pasukan di Gaza, Anggap Itu Urusan Palestina

Estimated read time 2 min read

KAIRO – Mesir menolak pengerahan pasukannya di Jalur Gaza, menurut dua sumber senior, menurut laporan kantor berita Anadolu.

“Mesir menolak masuknya pasukan Mesir ke Jalur Gaza,” saluran berita Al-Cahira yang dikelola pemerintah Mesir mengutip sebuah sumber.

“Menyelesaikan situasi di Gaza setelah operasi militer Israel yang sedang berlangsung adalah masalah Palestina,” kata sumber tersebut.

Menurut sumber tersebut, Kairo memberi tahu semua pihak bahwa pembebasan tahanan Israel dan diakhirinya serangan militer Israel “harus dicapai melalui gencatan senjata permanen dan perjanjian pertukaran sandera”.

Menurut perkiraan Israel, sekitar 120 tahanan Israel ditahan di daerah kantong yang dikepung oleh Kelompok Perlawanan Palestina, Hamas.

Penarikan umum

Hamas bersikeras pada gencatan senjata permanen sebagai syarat untuk pertukaran sandera, yang ditentang oleh pemerintah Israel.

Anadolu melaporkan bahwa sumber Mesir lainnya mengatakan bahwa Kairo menolak pengamatan Israel terhadap penyeberangan Rafah.

“Mesir bersikeras agar pasukan Israel mundur sepenuhnya dari perbatasan sisi Palestina,” kata sumber itu.

Saluran berita Al-Qahera juga membantah laporan bahwa Mesir telah setuju untuk memindahkan penyeberangan Rafah dan membangun terminal baru di dekat penyeberangan Kerem Shalom, mengutip sumber keamanan.

Bulan lalu, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi meminta Israel untuk “menarik diri dari kota Rafah” dan menciptakan kondisi yang akan “memfasilitasi kembalinya pengungsi Palestina” yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Gaza. perang.

Genosida yang sedang berlangsung

Saat ini, persidangan terhadap Israel yang dituduh melakukan genosida terhadap Palestina berlanjut di Mahkamah Internasional (ICJ), dan Israel telah melancarkan perang dahsyat di Gaza sejak 7 Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 37.900 warga Palestina tewas dan 87.060 lainnya luka-luka. Selain itu, 11.000 orang hilang yang diyakini tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di sepanjang Jalur Gaza.

Israel mengatakan 1.200 tentara dan warga sipil tewas dalam Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober.

Media Israel menerbitkan laporan bahwa banyak warga Israel dibunuh oleh tentara Israel pada hari itu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours