Mewujudkan Indonesia layak anak lewat pemberian nutrisi adekuat

Estimated read time 4 min read

Yogyakarta (ANTARA) – Kini menginjak usia 79 tahun, Indonesia mempunyai impian besar enam tahun ke depan sebagai kawasan ramah anak atau Indonesia Ramah Anak 2030. Melalui program ini, Indonesia menjamin perlindungan seluruh anak, termasuk terpenuhinya hak-hak dasar mereka, termasuk tumbuh kembang yang optimal.

Pemberian nutrisi yang cukup merupakan hal yang penting, terutama untuk pertumbuhan dan perkembangan, karena dampak dari kebutuhan nutrisi tambahan dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang. Dampaknya tidak hanya bisa mengganggu kesehatan fisik, tapi juga perkembangan kognitif dan motorik, serta perkembangan otak anak secara keseluruhan.

Indonesia saat ini menghadapi tantangan gizi, khususnya zat besi. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan satu dari lima anak di bawah usia lima tahun menderita anemia atau kekurangan zat besi yang mengancam tumbuh kembang optimalnya.

Situasi ini menggarisbawahi pentingnya memenuhi kebutuhan gizi anak sejak dini untuk menghindari dampak buruk jangka panjang. Oleh karena itu, Dr. Joko Murdianto, Sp.An, MPH, perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (ITI), mengimbau para orang tua untuk memastikan kebutuhan nutrisi anaknya tercukupi setiap hari.

Kebutuhan nutrisi tersebut memang tercakup dalam kampanye yang telah lama diusung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yaitu “Isi Piringku”. Merupakan porsi sepiring makanan yang 50 persennya terdiri dari buah-buahan dan sayur-sayuran, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.

“Isi Piringku” secara umum menekankan prinsip mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang mencakup berbagai zat gizi yang dibutuhkan tubuh, termasuk zat besi, untuk mencegah anemia.

Di sisi lain, dalam hal kepatuhan gizi anak, sebaiknya orang tua mengurangi makanan anak yang tidak sehat, makanan cepat saji dan bahan kimia berbahaya, makanan manis dalam jumlah banyak dan bahan pengawet yang tinggi garam.

Minhajul Nakapitin, Ketua Gerakan Sekolah Sehat Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, menekankan perlunya kolaborasi dengan sekolah untuk mensukseskan proyek ini.

Sekolah, khususnya guru, hendaknya ikut terlibat dalam menjaga gizi anak di sekolah dengan memastikan tidak ada makanan dan minuman berbahaya yang dijual di kantin sekolah.

Pemerintah terus meningkatkan upayanya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar anak dapat tumbuh sehat. Karena sehat merupakan persiapan anak untuk belajar lebih baik.

Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga berupaya meningkatkan inisiatif kesehatan sekolah melalui Gerakan Sekolah Sehat. Gerakan ini memiliki lima pilar: kebiasaan sehat jasmani, pola makan sehat, imunisasi sehat, pikiran sehat, dan lingkungan sehat.

Berkolaborasi dengan dunia usaha

Seto Mulyadi, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), mengatakan berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi hak-hak dasar anak, yang memerlukan peran serta masyarakat yang berada di “desa yang sama” untuk tumbuh dan berkembang dengan baik melalui konsumsi nutrisi yang cukup.

Artinya, tidak hanya pemerintah saja, namun peran masyarakat, swasta, dan media juga harus dilibatkan dalam mensukseskan proyek ini. Secara pribadi, brand President SGM Patrisia Marlina mengatakan perusahaannya memenuhi kebutuhan nutrisi anak melalui produk yang disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi anak Indonesia.

Termasuk memberikan inovasi nutrisi dengan menambahkan kombinasi zat besi dan vitamin C untuk mendukung penyerapan zat besi.

Menurut Patricia, temuan ini berarti satu dari lima anak Indonesia mengalami kekurangan zat besi sehingga berisiko mengalami tumbuh kembang yang kurang optimal.

Di sisi lain, dampak kekurangan zat besi antara lain menurunnya fokus dan konsentrasi, membuat tubuh mudah lelah dan mudah terserang penyakit, serta perubahan permanen pada sistem motorik dan sensorik.

Untuk itu, orang tua dapat memenuhi kebutuhan gizi dan zat besi anak secara optimal dengan memberikan makanan kaya zat besi seperti hati ayam, daging, bayam, ikan, dan suplemen untuk meningkatkan penyerapan zat besi.

Semua ini merupakan bentuk dukungan untuk mewujudkan Persahabatan Indonesia untuk Anak 2030 dan Generasi Emas 2045.

Sementara itu, Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto menegaskan, selain inovasi produk, perusahaan juga memiliki kegiatan edukasi kepada masyarakat. Edukasi ini untuk mengingatkan orang tua agar terus memberi makan keluarganya melalui pola makan seimbang dan minum susu.

Kemudian, pada Minggu (25/8), organisasi yang sama meluncurkan kampanye minum susu bersama keluarga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memberikan pola makan seimbang.

Kegiatan tersebut melibatkan sekitar 9.000 orang di 70 kota, termasuk Yogyakarta, dan memecahkan rekor MURI sebagai “gerakan konsumsi susu bersama keluarga terbanyak di 70 kota”.

Indonesia masih mempunyai waktu enam tahun untuk mencapai tujuan ramah anak, dan diharapkan seluruh upaya pemerintah serta kontribusi pihak swasta dan masyarakat dapat membantu pemenuhan hak-hak anak Indonesia khususnya dalam asupan gizi untuk tumbuh kembang. . . .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours