Mewujudkan Keberlanjutan Lingkungan melalui Inisiatif Daur Ulang Limbah Plastik

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Plastik sudah menjadi kebutuhan banyak orang di dunia, terlepas dari berbagai dampak yang ditimbulkannya. Penggunaan plastik dalam industri kemasan makanan dan minuman semakin meningkat karena kemasan plastik mudah dalam pembuatannya.

Dibandingkan dengan jenis sampah lainnya, plastik merupakan salah satu jenis sampah anorganik yang membutuhkan waktu lama untuk terurai, berkisar antara 20 hingga 500 tahun. Jika tidak terurai dengan baik, sampah ini akan menghasilkan bakteri-bakteri kecil, mikroplastik, senyawa kimia dan logam berat yang berbahaya dan beracun serta mencemari tanah. Jika sampah plastik tetap berada di lautan, hal ini juga dapat merusak ekosistem di sana.

Laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia menunjukkan bahwa total sampah nasional akan mencapai 68,5 juta ton pada tahun 2021, dengan sekitar 11,6 juta ton atau 17% merupakan sampah plastik.

Untuk mengatasi hal tersebut, PT Amandina Bumi Nusantara (Amandina) mengedepankan prinsip daur ulang dan melaksanakan proyek PET Close Loops Recycled Value Chain Life. Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengubah limbah botol plastik menjadi botol yang aman digunakan untuk kemasan.

Amandina menggunakan bahan baku yang bertanggung jawab untuk menghasilkan botol plastik PET (rPET) dengan kualitas terbaik dan tidak menyentuh alam. Pihaknya juga bekerja sama dengan perusahaan kecil dan menengah di seluruh Indonesia yang beroperasi sebagai pusat pengumpulan dan penyediaan sampah botol plastik.

Sementara itu, Amandina dibantu oleh lembaga nirlaba Yayasan Mahija Prahita Nusantara (Mahija) memberikan bahan baku kepada Amandina dan membantu masyarakat setempat, khususnya para pahlawan rehabilitasi.

Proses produksinya menggunakan mesin berteknologi tinggi, yang dirancang dan diproduksi sesuai dengan standar dan peraturan internasional di Asia, Eropa, Amerika Serikat, dan negara lainnya.

Proses produksi terdiri dari tiga fasilitas utama, yaitu pemisahan, penggilingan dan pencucian, serta pelet dan sterilisasi, yang menjamin pengolahan semua produk sesuai standar tersebut dan pengemasan makanan dan minuman aman digunakan. 85%.

Seluruh proses ini rata-rata hanya memakan waktu 12 jam. Tahun lalu, perusahaan memproduksi 25.000 ton resin rPET dari limbah botol. Hal ini mengurangi 43.750 ton CO2. Untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan dan memenuhi kebutuhan pelanggan, Amandina juga telah memperoleh banyak sertifikat lokal dan internasional.

Proyek daur ulang rantai nilai tertutup PET Amendina telah mengurangi jejak karbon dan limbah plastik serta membantu produsen untuk memiliki 50% konten rPET dalam portofolio produk mereka pada tahun 2028.

Upaya Amandina dalam mengelola sampah plastik dengan baik dan mengurangi pencemaran lingkungan diakui dengan menerima Indonesia Technology Excellence Award 2024 dalam kategori ESG Tech-Environmental Services.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours