Misteri laut dalam: Sumber oksigen Bumi yang tak diketahui ditemukan

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Berdasarkan penelitian baru, para ilmuwan menemukan nodul aneh atau partikel logam yang melepaskan oksigen dalam jumlah besar di dasar laut.

Sekelompok peneliti, yang penelitiannya dipublikasikan di jurnal Nature, pada hari Senin percaya bahwa aktivitas elektrokimia disebabkan oleh senyawa polimetalik mangan dan besi.

Nodul tersebut terlihat seperti gumpalan karbon dan diyakini bertanggung jawab atas pemecahan molekul H2O.

“Ada sumber oksigen lain di planet ini, selain fotosintesis,” kata Andrew Sweetman, salah satu penulis studi dan ahli ekologi kelautan di Scottish Association for Marine Science di Oban, Inggris, dilansir Sputnik, Rabu.

Menurut Badan Atmosfer dan Kelautan AS (NOAA), setengah dari oksigen di bumi berasal dari laut.

Produksinya umumnya dapat dikaitkan dengan plankton laut, tumbuhan terapung, alga dan beberapa bakteri, keempatnya mampu melakukan fotosintesis.

Para ilmuwan sedang mencari penjelasan dibalik fenomena yang sangat aneh bahwa dasar Samudera Pasifik mengandung sejumlah besar oksigen yang dihasilkan oleh sumber yang tidak diketahui.

Penemuan ini mengejutkan, karena menurut para ahli, fotosintesis tidak mungkin terjadi pada kedalaman yang begitu dalam dan gelap.

Sweetman menambahkan bahwa temuan ini dapat membantu memahami kehidupan di Bumi untuk pertama kalinya, serta kemungkinan dampak penambangan laut dalam di wilayah tersebut.

Sweetman pertama kali menyadari fenomena tersebut pada tahun 2013 saat berada di kawasan Clarion-Clipperton, yaitu kawasan antara Meksiko dan Hawaii.

Saat itulah Sweetman mengira dia menggunakan peralatan yang salah ketika dia menunjukkan bahwa oksigen tercipta di dasar laut.

Nodul tersebut membutuhkan waktu jutaan tahun untuk terbentuk dan terbuat dari mineral yang digunakan untuk membuat baterai, sehingga membuka kemungkinan bahwa perusahaan pertambangan akan tertarik untuk melakukan eksplorasi.

Meskipun mineral-mineral ini dapat membantu mengubah energi hijau, para ilmuwan dan pemerhati lingkungan percaya bahwa penambangan di laut dalam dapat merusak ekosistem dengan cara yang tidak terduga dan mempengaruhi kemampuan laut untuk melindungi bumi dari dampak perubahan iklim.

Menurut ahli biologi kelautan, penambangan yang terjadi pada tahun 1980-an meninggalkan lingkungan yang bahkan bakteri pun tidak dapat bertahan hidup.

Sumber: Sputnik-OANA

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours