Mitos dan fakta seputar dermatitis atopik atau eksim

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Dermatitis atopik atau eksim merupakan masalah kulit yang bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang usia atau gaya hidup.

Menurut Dr. Sushil Tahiliani, MD, DV&D, konsultan epidemiologi di Rumah Sakit Hinduja dan Pusat Penelitian Kesehatan Masyarakat di Mumbai, India, mengatakan tiga hingga empat persen penderita dermatitis atopik tidak mengetahui apa kondisinya atau metode apa yang tersedia.

“Sangat menyedihkan banyak orang yang melewatkan pengobatan penyakit ini,” ujarnya dalam wawancara dilansir Hindustan Times pada Selasa (22/10).

Ia mengatakan, saat ini sudah ada obat-obatan yang memberikan kesehatan kulit lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup penderita dermatitis.

Itulah sekian banyak mitos dan fakta mengenai dermatitis seperti yang disampaikan dr Tahiliani yang harus dipahami agar dapat mengatasi masalah kulit ini dengan baik.

1. Mitos bahwa dermatitis atopik itu menular

Faktanya, dermatitis atopik merupakan kondisi genetik dan tidak menular. Kontak dengan orang yang didiagnosis menderita dermatitis atopik tidak akan menyebabkan infeksi. Masalah kulit ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh tidak bekerja dengan baik sehingga menyebabkan kulit kering dan kering. Lingkungan dapat mengulang atau memperkuat sinyal.

2. Mitos anak bisa sembuh dari dermatitis

Faktanya, meskipun beberapa anak menunjukkan tanda-tanda perbaikan seiring bertambahnya usia, tidak semua orang yang mengidap penyakit ini sembuh saat dewasa. Namun, penting untuk memprioritaskan perawatan kulit dan menerapkan tindakan pencegahan untuk mengurangi timbulnya jerawat. Mencari nasihat medis untuk mengetahui perkembangan gejalanya adalah penting, karena kebiasaan perawatan kulit yang baik berperan penting dalam keberhasilan pengobatan penyakit kulit.

3. Mitos bahwa setiap orang mempunyai pemicu dermatitis yang sama

Penyebab jerawat bisa sangat bervariasi pada setiap orang, tergantung faktor seperti sensitivitas kulit dan kondisi orang tersebut. Menemukan diagnosis yang tepat dan rencana perawatan spesifik sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengobati penyebab eksim.

4. Mitos adalah penyakit yang hanya menyerang kulit

Jelas bahwa dermatitis apikal bukan hanya masalah kulit saja, melainkan penyakit yang berdampak pada kesehatan secara keseluruhan. Sakit kepala dan ketidaknyamanan kronis akibat dermatitis dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa orang dengan masalah kesehatan mental lebih mungkin menghadapi masalah kesehatan lain seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.

5. Ada mitos yang mengatakan bahwa pengobatan rumahan dapat menyembuhkan penyakit kulit

Seperti penyakit kronis lainnya, dermatitis atopik memerlukan diagnosis menyeluruh dan pengobatan yang tepat. Pengobatan rumahan dapat melengkapi perawatan medis yang diresepkan, namun pengobatan tersebut tidak boleh diandalkan sebagai satu-satunya solusi. Pemeriksaan rutin dan mengikuti saran dokter adalah kunci pengendalian kondisi ini dalam jangka panjang.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours