Mitratel tidak terpengaruh perkembangan suku bunga acuan BI

Estimated read time 3 min read

Labuan Bajo (ANTARA) – Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) Ian Sigit Kurniawan mengatakan bisnis perseroan pada semester I 2024 tidak terpengaruh suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI. Tassa.

“Suku bunga terus naik, tapi sebenarnya sampai semester pertama kami belum terlalu dirugikan di Mitratel karena kami juga sudah mengelola pinjaman kami agar tidak terlalu terpengaruh dengan kenaikan suku bunga,” kata Yan. Labuan Bajo. , Mangarai Barat, NTT, Rabu.

Menurut Ian, besaran pinjaman yang dilakukan anak usaha Telkom Indonesia di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi ini tidak terlalu besar, bahkan perseroan membayarnya dengan syarat biaya yang tinggi. Dijelaskannya, saat ini pinjaman perseroan didominasi suku bunga tetap yakni sebesar 52 persen.

Dari sisi pemberi pinjaman, sebagian besar pinjaman berasal dari bank Himbara sebesar 45 persen, bank swasta sebesar 43 persen, dan bank asing sebesar 8 persen.

“Semua ini (komposisi pinjaman dalam hal suku bunga dan pemberi pinjaman) sangat seimbang.” “Jadi banklah yang menawarkan skema pinjaman paling efisien yang pernah kami tangani,” kata Ian.

Hal ini memastikan rasio leverage Mitratel tetap sehat selama enam bulan pertama tahun 2024. Hal ini mencerminkan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 0,4, diikuti oleh rasio utang terhadap EBITDA sebesar 2,0 dan rasio utang bersih terhadap EBITDA sebesar 1,8. . Rasio leverage tersebut, kata Yan, berada di bawah rata-rata industri.

“Hal ini juga menunjukkan bahwa meskipun bisnis akan terus berkembang di masa depan, dalam hal leverage, kami masih sangat ingin terus berkembang untuk memanfaatkan leverage yang kami miliki saat ini untuk mengembangkan bisnis ke depan,” kata Ian. . .

Ia menambahkan, Mitratel juga akan menerbitkan obligasi abadi dengan kupon tetap sebesar 6,50 persen. Selain itu, perseroan berencana menawarkan sukuk sewa perpetual yang diterbitkan tanpa warkat dan akan menawarkan 100 persen sisa hasil sewa senilai Rp10,01 miliar.

“Kami juga menerbitkan obligasi. “Itu penawaran umum abadi (PUB) untuk menentukan kapan suku bunga turun dan pilihan kita luas, tidak hanya dari perbankan, tapi kalau mau beli obligasi bisa langsung ke pasar,” kata Yan.

Pada semester I 2024, Mitratel meraih laba Rp 1 triliun. Pada periode yang sama, pendapatan Mitratel sebesar Rp4,45 triliun atau meningkat 7,8 persen (year-on-year/year), sedangkan EBITDA sebesar Rp3,69 miliar atau meningkat 10,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun laba bersih Mitratel hanya tumbuh 4,1 persen year-on-year menjadi Rp1,06 triliun.

Mitratel pada semester I tahun ini menguasai 54% pangsa pasar menara dan 29% pasar sistem serat optik. Pada saat yang sama, jumlah menara Mitratel meningkat 5,1 persen year-on-year menjadi 38.581 unit, dan panjang serat optik meningkat 37,9 persen year-on-year menjadi 37.602 kilometer.

Pada enam bulan pertama tahun ini, rasio penerimaan sewa Mitratel mencapai 1,52 kali lipat, atau meningkat dari sebelumnya 1,49 kali pada semester I 2023. Perusahaan menargetkan mencapai 1,56x pada akhir tahun 2024.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours