MK Thailand pertimbangkan tiga kasus politik PM Srettha

Estimated read time 2 min read

BANGKOK (ANTARA) – Mahkamah Konstitusi Thailand pada Selasa mempertimbangkan tiga kasus politik besar yang melibatkan Perdana Menteri Shretha Thavisin, oposisi utama Partai Move Forward (MFP) dan proses pemilihan anggota dewan baru.

Dalam kasus pemecatan Perdana Menteri Shretha, pengadilan memerintahkan pihak-pihak terkait untuk menyampaikan pendapat dan bukti tambahan dalam waktu 15 hari dan menetapkan sidang berikutnya pada 10 Juni.

Gugatan terhadap Phichit Chuenban, yang sebelumnya telah dihukum karena kejahatan, diajukan setelah 40 anggota dewan mengajukan pengaduan yang menuduh dia melanggar Konstitusi dengan menunjuknya sebagai menteri di Kantor Perdana Menteri.

Sidang berikutnya dalam kasus kedua, yang dapat berujung pada pembubaran partai reformis Move Forward, dijadwalkan pada 3 Juli.

Kasus ini muncul dari pengaduan Komisi Pemilihan Umum Thailand, yang menuduh MFP melanggar hukum dengan mengkampanyekan reformasi undang-undang penghinaan kerajaan.

Mengenai pemilihan anggota Dewan baru yang beranggotakan 200 orang, Mahkamah dengan suara bulat memutuskan bahwa pemilihan anggota Dewan Nasional dapat dilakukan pada tanggal 26 Juni, karena tindakan naturalisasi dalam pemilihan tersebut tidak boleh bertentangan dengan Konstitusi.

Sompravin Manprasart, First Executive Vice President dan Chief Strategy Officer Siam Commercial Bank, mengomentari perkembangan politik saat ini dan mengatakan bahwa hal tersebut dapat berdampak pada perekonomian secara keseluruhan.

Namun permasalahan yang signifikan adalah ketidakpastian kebijakan politik yang mempengaruhi strategi pemerintah, yang pada akhirnya mempengaruhi kebijakan ekonomi.

Ia mengatakan, di tengah ketidakpastian global, hal ini akan meningkatkan ketidakpastian perekonomian Thailand.

Hal ini akan mengurangi kepercayaan investor dan mitra dagang terhadap Thailand, sehingga memaksa mereka untuk beralih ke negara lain dengan kebijakan yang lebih stabil.

Ia mengatakan hal ini berdampak negatif terhadap investasi yang menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Thailand.

Sumber: TNA-OANA

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours