Mobil Listrik China Kembali Dihantam Tarif Bea Impor 100%, Bagaimana Nasib Tesla?

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Kanada mengumumkan akan mengenakan bea masuk 100 persen terhadap kendaraan listrik (EV) buatan China, menyusul pengumuman serupa dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Selain mobil listrik, Kanada juga berencana mengenakan tarif 25 persen pada baja dan aluminium Tiongkok.

Kanada dan sekutu Baratnya menuduh Tiongkok mensubsidi industri kendaraan listriknya, sehingga memberikan keuntungan yang tidak adil kepada produsen mobilnya. Tiongkok menyebut langkah tersebut sebagai “proteksionisme perdagangan” yang “melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WHO).”

“Kami ingin menjadikan sektor otomotif Kanada sebagai pemimpin global dalam pengembangan kendaraan masa depan, namun pemain seperti Tiongkok memilih untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil di pasar global,” kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Tarif Kanada untuk kendaraan listrik Tiongkok mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober, sedangkan tarif baja dan aluminium mulai berlaku pada tanggal 15 Oktober. UE

“Pesatnya perkembangan industri kendaraan listrik Tiongkok adalah hasil dari inovasi teknologi yang berkelanjutan, rantai pasokan dan industri yang mapan, serta persaingan pasar,” kata Kedutaan Besar Tiongkok di Kanada dalam sebuah pernyataan.

“Daya saingnya akan dicapai dengan memanfaatkan keunggulan komparatif dan mengikuti prinsip pasar dibandingkan mengandalkan subsidi pemerintah,” jelasnya.

Tiongkok adalah mitra dagang terbesar kedua Kanada setelah Amerika Serikat.

Seperti yang diumumkan pada bulan Mei, AS berencana menggandakan tarif impor mobil listrik dari Tiongkok menjadi 100%. Hal ini disusul oleh Uni Eropa yang mengumumkan rencana mengenakan tarif impor kendaraan listrik buatan China hingga 36,3%.

Tarif Kanada untuk kendaraan listrik Tiongkok berlaku untuk semua kendaraan yang diproduksi Tesla di pabriknya di Shanghai. “Tesla hampir pasti akan melobi pemerintah Kanada untuk mendapatkan konsesi terhadap tarif ini, seperti yang telah mereka lakukan terhadap Eropa,” kata Mark Rainford, komentator industri otomotif Tiongkok.

“Jika mereka tidak dapat menurunkan tarif dengan cukup, mereka mungkin akan mempertimbangkan untuk memindahkan impor Kanada mereka ke pabrik di AS atau Eropa, karena Kanada adalah pasar keenam terbesar mereka pada tahun ini dan oleh karena itu tidak signifikan,” jelasnya.

Menurut BBC News, Tesla belum mengomentari situasi saat ini.

Awal bulan ini, Uni Eropa mengurangi lebih dari separuh tarif tambahan yang sebelumnya dikenakan seluruhnya pada Tesla buatan Tiongkok. Penurunan peringkat tersebut terjadi menyusul penyelidikan lebih lanjut yang diminta oleh produsen mobil milik Elon Musk tersebut.

Merek mobil Tiongkok masih belum mendominasi Kanada, namun beberapa merek seperti BYD telah mengambil langkah untuk menembus pasar negara tersebut.

Tiongkok adalah produsen kendaraan listrik terbesar di dunia, sehingga memungkinkan produsen mobilnya dengan cepat meraih pangsa pasar global yang signifikan.

Sementara itu, Kanada telah mencapai kesepakatan bernilai miliaran dolar dengan produsen mobil besar Eropa untuk menjadi bagian penting dari industri mobil listrik global.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours