Mobil Listrik: Hemat & Ramah Lingkungan, tapi Mahal & Butuh Infrastruktur Memadai

Estimated read time 4 min read

JAKARTA – Pemerintah Indonesia terus mempercepat peralihan kendaraan konvensional berbahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan listrik berbasis baterai dengan menerbitkan beberapa peraturan.

Siaran Pers Nomor 55 Tahun 2019 tentang Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Selain ramah lingkungan, kendaraan listrik akan mengurangi konsumsi bahan bakar sebesar 12,8 juta barel per tahun.

Sejumlah pabrikan pun telah meluncurkan sederet mobil listrik andalan ke pasaran, sehingga membuat banyak orang beralih ke mobil listrik. Mobil listrik juga lebih irit karena tidak perlu membeli bahan bakar dan perawatan suku cadang seperti mobil konvensional.

Namun sebelum membeli mobil listrik, pertimbangkan dulu untung ruginya penggunaan mobil listrik di Indonesia.

Keunggulan mobil listrik

1. Ramah lingkungan Hal ini mutlak dilakukan karena mobil listrik memiliki sistem kerja yang ditenagai oleh baterai yang disalurkan ke motor listrik sehingga mobil dapat bergerak. Tidak adanya pembakaran di ruang mesin dapat menghasilkan CO2 dan emisi CO yang tidak baik bagi lingkungan.

Hal inilah yang membuat pemerintah Indonesia berupaya mempercepat proses transisi peningkatan kualitas udara. Pasalnya, mobil listrik mampu mengurangi polusi udara hingga 4,5 metrik ton gas rumah kaca.

2. Halus atau Kebisingan Rendah Dengan menggunakan motor listrik untuk menggerakkan mobil, jelas mobil listrik lebih senyap dan tidak menimbulkan polusi suara. Getaran di dalam kabin akibat pergerakan mesin bahan bakar juga tidak terasa dan membuat perjalanan semakin nyaman.

Tak hanya bagi pengendara mobil listrik, pengguna jalan lainnya juga akan lebih tenang karena tidak ada suara bising dari dalam mobil. Hal ini perlahan mengubah perilaku pengemudi di jalan raya menjadi lebih disiplin.

3. Perawatan lebih mudah pada mobil biasa, perawatan rutin seperti ganti oli, pengecekan busi, pengisian radiator, pembersihan filter udara, penggantian filter oli, dan lain-lain, tidak perlu dilakukan pada mobil listrik.

Komponen yang lebih praktis berarti mobil listrik hanya memerlukan perawatan melalui sistem komputerisasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi baterai dan perangkat listrik lainnya.

4. Menghemat uang dalam jangka panjang, selain tidak mengeluarkan biaya tambahan untuk perawatan rutin, pengguna mobil listrik tidak perlu membeli bahan bakar sehingga biayanya berkurang dan dialihkan ke tabungan.

Jelas bahwa mobil listrik lebih terjangkau dalam jangka panjang dibandingkan mobil konvensional, yang mengharuskan pemiliknya mengeluarkan uang untuk perawatan rutin setiap tiga atau enam bulan.

5. Ganjil Genap Gratis Beberapa kota besar di Indonesia telah menerapkan aturan ganjil genap untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Namun, pemilik mobil listrik tidak perlu khawatir karena mobil kini sudah bebas dari aturan genap dan ganjil.

Mobil listrik diberi tanda cat biru di bawah pelat nomornya, yang akan dihapus oleh petugas polisi saat memasuki area genap dan ganjil.

Kekurangan 1. Harga mobil listrik masih mahal Mobil listrik sudah lama tidak beredar di pasaran sehingga hanya sedikit pabrikan yang resmi menjualnya ke masyarakat. Saat ini Wuling menjadi satu-satunya mobil yang menjual mobil listrik dengan harga terjangkau, yakni Rp 238 juta untuk model standar.

Sementara Hyundai punya mobil listrik besar seperti Kona dan IONIQ 5 yang harganya lebih dari 600 juta Rial. Bahan baku pembuatan baterai diyakini menjadi penyebab mahalnya harga mobil listrik saat ini.

2. Kurangnya Infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tidak banyak membuat masyarakat Indonesia ragu untuk beralih ke kendaraan listrik. Di Jakarta, SPKLU sudah menyebar, namun di daerah lain masih sulit ditemukan.

Hyundai sendiri sudah menyiapkan wall charger di 200 titik, namun model ini kurang cocok untuk mobil listrik pabrikan lain. Oleh karena itu, aturan tersebut juga harus diterapkan agar model busi mobil listrik memiliki tipe yang sama.

3. Waktu pengisian baterai yang lama. Biasanya mobil normal hanya membutuhkan 5-10 menit untuk mengisi bahan bakar. Namun jika tidak menggunakan fast charger, mobil listrik membutuhkan waktu antara 12 hingga 18 jam untuk mengisi baterai dari 0 hingga penuh.

Namun, tidak disarankan menggunakan fast charge untuk memperpanjang umur baterai kendaraan listrik. Oleh karena itu, pemilik mobil listrik harus selalu memperhatikan jumlah baterainya.

4. Harga aki yang masih mahal Hyundai mengatakan aki mobil listrik bisa bertahan 8 hingga 10 tahun, tergantung cara pengisiannya. Jika aki rusak maka harus diganti dan harga aki saat ini mencapai setengah harga mobil.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours