Momen Haru Anak Polisi Korban Bom Surabaya Lolos Jadi Polwan

Estimated read time 4 min read

JAKARTA – Ada momen haru saat Kantor Sumber Daya Manusia Polda Jawa Timur (JATIM) mengumumkan hasil seleksi rekrutmen Bintara Polri tahun anggaran 2024. Akiella Nadia Shafvah telah dinyatakan memenuhi syarat menjadi petugas polisi wanita (PLA).

Akila merupakan putri dari Ipda Ahmed Noorhadi, seorang polisi yang menjadi korban bom Surabaya pada tahun 2018. Ayahnya langsung hadir pada rapat akhir pengumuman pemilihan anggota Polda Jatim.

Jajaran Sumber Daya Manusia Polri (SSDM) melalui Ditjen Sumber Daya Manusia Polda Jatim memasukkan Akilo sebagai bentuk apresiasi atas jasa Ipada Ahmad Noorhadi dalam seleksi perwira polisi.

Sekadar informasi, Ipda Ahmed Noorhadi mengalami kebutaan dan kerusakan parah pada kaki kiri akibat ledakan bom yang meledak di Gereja Santa Maria Dikandung Tanpa Noda 6 tahun lalu.

“Kamu korban bom 2018, waktu itu saya masih SMA. Dari situ saya bangga dengan kalian yang berdedikasi dalam merayakan misa gereja, peduli terhadap jemaah gereja bahkan berkorban. Akila mengatakan pada Kamis (7/11/2024): Saya ingin seperti ayah saya, seorang pahlawan, saya ingin seperti ayah saya, saya ingin melanjutkan perjuangan ayah saya.

Akila kemudian mengenang peristiwa bom Surabaya tahun 2018 yang menarik perhatian ayahnya. Ia menceritakan secara singkat kisah mengerikan yang menimpa ayahnya.

“Yang masih saya ingat adalah hari ketika ayah saya bertugas dan mengucapkan selamat tinggal pada kebaktian, katanya dia mengurus gereja seperti biasa pada hari Minggu, jadi kamu berangkat kerja seperti biasa.” Anda menjaga gereja dengan yang lain. Salah satu rekan Om Junidi, posisinya paling depan, di samping pos pengamanan, tiba-tiba datang sepeda motor, ternyata mereka adalah pelaku bom bunuh diri yang membawa dua buah bom. Akila berkata: Satu mesin memiliki dua bom.

Saat itu, Akila mendapat kabar buruk dari rekan ayahnya. Ia hanya bisa menguatkan ibunya dan berharap bisa menyelamatkan ayahnya dari Tuhan Yang Maha Esa.

“Tiba-tiba, saya menerima pesan dari rekan ayah saya yang mengatakan, ‘Aduh, gereja yang kamu jaga ini terkena bom.’ Aku langsung kaget, aku merasa lemas, Tuhan kenapa ayahku harus dipukul. Aku menangis, kita saling menguatkan ibu, ya ibu, tidak ada salahnya, Tuhan akan memberimu kesempatan lagi.

Tak hanya mengalami kebutaan, Ipada Ahmad Noorhadi juga mengalami luka serius di bagian kaki kirinya hingga tulang kakinya remuk dan 40% bagian tubuh kirinya mengalami luka bakar.

“Ayah saya tidak bisa melihat apa-apa, lalu seluruh badannya panas. Jadi ayah saya kehilangan penglihatan dan tulang di kakinya patah, 12 inci tulang pergelangan tangan kirinya hilang. Parahnya, anggota tubuh kirinya 40 persen. ,” kata Akila. .

Saat itu, Akila dan keluarganya merasakan sakit yang mendalam atas kejadian yang menimpa ayahnya. Namun keberanian dan semangat Ipada Ahmad Noorhadi untuk melanjutkan hidup menjadi kekuatan dan motivasi Akila untuk melanjutkan tugas ayahnya sebagai PNS.

“Aku melihat pertarunganmu, itu sangat menarik bagiku.” Jadi layanan Anda bukan lelucon tapi nyata. “Anda tidak hanya bekerja untuk menafkahi keluarga, tetapi Anda juga mengabdi kepada masyarakat dan negara, meski harus berkorban dan mempertaruhkan nyawa,” kata Akila.

Akila memberi tahu ayahnya bahwa dia ingin menjadi polisi. Ayahnya mendukung niat Akil untuk terus mengabdi, sedangkan ibunya menyerahkan pilihan padanya.

Ayahku mendukungku, dia mendukungku dalam mimpiku untuk melanjutkan perjuanganku, Ayah. Kalau ibu saya pasrah kepada saya, itu tidak wajib. Intinya apapun pilihanku, kalau itu yang terbaik, aku akan mendoakan dan mendukungnya. Akila pun berkata.

Direkrut melalui jalur Rekpro

Namun, kata Akila, ia ikut merekrut anggota Polri melalui jalur rekrutmen preventif (recpro). Meski demikian, Akila mempersiapkan kemampuan fisik, mental, dan akademiknya sebelum seleksi.

“Saya polisi kelas dua di pelatihan ulang. Hormat kepada orang tua saya. Hormat kepada ayah saya. Proses pelatihan ulang sama dengan kursus biasa, tapi setahu saya ada kuota. Tidak ada perbedaan dalam pelatihan ulang. ujian untuk latihan ulang, kalian berdua harus melalui semuanya dengan sukses, kata Akila.

Ia mempelajari soal-soal Ujian Perwira Polri di internet. Akila berlatih renang, shuttle running dan keterampilan lainnya untuk persiapan tes fisik. “Belajarnya dilakukan secara daring, ada kebugaran jasmani, latihan jasmani, lari, renang, lari shuttle, dan lain sebagainya antar sekolah,” kata Akila.

Sejumlah persiapan dilakukan Akila karena rekrutan jalur pulang tidak dijamin lolos jika tidak memenuhi persyaratan. Katanya: “Belum tentu (peserta jalur pulang) lolos, kalau tidak punya syarat-syarat bisa tidak lolos. Makanya saya persiapkan diri secara akademis, mental, dan fisik.”

Akila dari Kapolri Jenderal Listio Sigit Prabov, Asisten Sumber Daya Manusia Polri (selaku SDM Kapolri), Irjen Dedi Prastio, Irjen Pol Jati Imam Sugyant, dan Kompol Surabaya Kompol Pasma Royce yang menilai memberikan apresiasi. Hal itu memberinya kesempatan untuk mengikuti proses rekrutmen perwira Polri.

“Ayahku sangat bahagia, sangat bahagia.” Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Kapolri, Asumsi, Kapolda Jatim, dan Kapolda Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Intake Bintara 2024 dan juga meneruskan perjuangan kalian.”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours