Mpu Nala, Hantu Laut Kerajaan Majapahit Pendukung Sumpah Palapa Patih Gajah Mada

Estimated read time 4 min read

Mpu Nala atau dikenal juga dengan Mpu Lembu Nala, merupakan seorang bangsawan Kerajaan Majapahit yang menjadi panglima angkatan laut pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi hingga masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk.

Sebagai panglima angkatan laut, Mpu Nala berperan penting dalam memperkuat Majapahit, baik melalui ekspedisi maupun ekspansi angkatan laut yang mendukung tujuan Palapa Gajah Mada Sonda untuk mempersatukan nusantara.

Di bawah pimpinan Mpu Nala, kerajaan Majapahit membangun armada kapal dan prajurit angkatan laut yang gagah berani. Armada inilah yang menjadi instrumen utama dalam penaklukan nusantara.

Kapal perang Majapahit yang dikenal dengan nama Jung Jawa dilengkapi dengan meriam Cet Bang sehingga menjadikan angkatan laut Majapahit sangat disegani di lautan.

Kehebatan Mpu Nala dalam memimpin telah tercatat dalam berbagai sumber sejarah seperti Prasasti Kakawin Negarakertagama, Prasasti Prapancasarapura, Prasasti Batur, Prasasti Bendosari, Prasasti Palungan dan Prasasti Sekar.

Dalam catatan sejarah, ia diangkat menjadi panglima oleh Ratu Tribhuwana Tunggadewi dan diketahui sering menghabiskan waktu di Pelabuhan Ujung Galuh yang kini dikenal dengan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.

Mpu Nala dikenal sebagai seorang inovator yang berhasil mengungkap rahasia pembangunan kapal perang Mongol yang digunakan tentara Kublai Khan saat melakukan invasi ke Pulau Jawa.

Ia menemukan bahwa kelemahan kapal Mongolia adalah desainnya yang terlalu tebal sehingga menyulitkan manuver di laut.

Berdasarkan pengamatannya, Mpu Nala merancang kapal dengan bentuk lebih ramping namun berkapasitas lebih besar, mampu mengangkut ratusan tentara dan perbekalan yang mampu bertahan di laut hingga satu tahun.

Kapal-kapal ini merupakan tulang punggung Angkatan Laut Majapahit dan diberi nama Jung Jawa.

Selain memiliki bentuk kapal yang efisien, Jung Jawa juga dilengkapi dengan meriam Cet Bang yang dikenal awet dalam pertempuran.

Meriam ini merupakan karya Mahapatih Gajah Mada dan ditempatkan di kapal perang Majapahit sehingga membuat takut kapal-kapal asing termasuk Eropa saat melewati perairan Indonesia.

Pelayaran nusantara

Mpu Nala memimpin berbagai ekspedisi angkatan laut di bawah pengawasan Gajah Mada, dimulai sekitar tahun 1339-1341.

Armada Majapahit di bawah komandonya berhasil merebut berbagai kerajaan di nusantara, antara lain Samudera Pasai di barat, Sumatera, Semenanjung Malaya, dan Kalimantan.

Peran TNI Angkatan Laut yang kuat ini sangat penting dalam mewujudkan ambisi Gajah Mada untuk mempersatukan nusantara. Sebagai seorang panglima yang bijaksana, Mpu Nala menciptakan strategi pertahanan laut yang brilian.

Ia menempatkan lima kelompok armada tempur pada posisi strategis di perairan nusantara.

Kelompok ini terdapat di Samudera Hindia, Laut Jawa bagian selatan, Selat Makassar, Selat Malaka dan Laut Jawa hingga Kepulauan Maluku. Setiap kelompok dipimpin oleh laksamana yang berkualitas dari berbagai tempat seperti Jawa, Bali dan Makassar.

Setiap kelompok memiliki kapal andalan yang ditempatkan di sana yang berfungsi sebagai pusat komando untuk semua kapal perang di dekatnya. Mpu Nala juga menggunakan kapal perang Mongol yang direbut setelah mereka menyerang kerajaan Singasari pada masa pemerintahan Raja Kertanegara.

Dukung sumpah Gajah Mada Palapa

Mpu Nala berperan penting dalam mendukung Janji Palapa Gajah Mada yang bertujuan menyatukan seluruh nusantara.

Gajah Mada menyadari bahwa untuk mencapai hal tersebut diperlukan kekuatan maritim yang kuat, karena sebagian besar wilayah nusantara terbentang di beberapa pulau.

Oleh karena itu, ia meminta Mpu Nala dapat membantu TNI Angkatan Laut Majapahit, baik dari segi kualitas kapal maupun kesejahteraan prajuritnya.

Mpu Nala juga berhasil membangun armada besar dengan menggunakan pohon-pohon raksasa dari pulau-pulau tersembunyi. Kapal-kapal besar yang dirancangnya menjadikan TNI Angkatan Laut Majapahit memiliki kekuatan angkatan laut yang tiada tandingannya di Asia Selatan.

Armada ini terdiri dari sekitar 40.000 tentara, yang sangat dihormati oleh Majapahit dari Kekaisaran Tiongkok.

Laksamana Nala dengan kecerdasan dan inovasinya membawa Angkatan Laut Majapahit ke puncak kejayaan. Tanpa pelatihan formal di bidang kelautan, ia berhasil menciptakan kapal-kapal legendaris dan canggih.

Berkat kepemimpinannya, angkatan laut Majapahit berhasil dikalahkan dan berperan penting dalam mewujudkan impian Gajah Mada untuk mempersatukan nusantara.

Kekuatan laut Majapahit tidak hanya menjadi bagian penting dalam sejarah, namun juga menjadi simbol kejayaan Majapahit.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours