MRT Jakarta Fokus Kembangkan Sistem Pembayaran ”Seamless”

Estimated read time 2 min read

REPUBLIKA.CO.

“Kami akan terus fokus pada sistem pembayaran seperti di Jepang dan Korea yang menggunakan NFC, RFID, dan BIBO (Bluetooth in Bluetooth) untuk mempercepat proses pembayaran,” Manajer Operasional dan Layanan PT MRT Jakarta. Muchamad Iqbal berada di Arifanto, Jakarta, Minggu (9/6/2024). 

Dalam pemaparan “Digitalisasi dan Integrasi Transportasi Jakarta: Sederhana, Cepat, dan Murah” yang digelar pada rangkaian Jakartafest 2024, Bemo menjelaskan, sistem pembayaran diharapkan dapat mengurangi antrian penumpang yang masuk dan keluar dari gerbang tiket. Ia mengatakan, saat ini terjadi peningkatan penumpang yang mengantri lebih dari 6 meter di bagian gerbang tiket, terutama di stasiun tertutup seperti halte MRT Kuh Atas.

Antrian panjang akibat proses pengepresan kartu di gerbang tiket memakan waktu beberapa detik. “Masalahnya bagi kami antriannya masih banyak. Kita punya batas maksimal pelayanan atau SPM yang antriannya maksimal enam meter dan banyak orang yang lewat. Jadi masalah tiket ini masalah besar,” ujarnya.

Bemo mengungkapkan, terdapat 14,91 juta penumpang MRT pada Januari-Maret 2024, dimana 66 persennya masih menggunakan kartu pembayaran elektronik. Pada saat yang sama, 19 persen penumpang menggunakan kartu pembayaran elektronik yang terkait dengan Jacklinko selama periode ini.

Anehnya di sini kartu uang elektronik dan sejenisnya semakin berkurang, padahal masih menjadi pilihan utama, ujarnya.

Lebih lanjut, Bemo mengatakan, kedepannya MRT Jakarta akan mendorong penggunaan digital dan memudahkan pengguna untuk masuk langsung tanpa harus membeli terlebih dahulu. “Jadi kalau di luar, dengan menggunakan kartu kredit bisa langsung login tanpa melakukan pembelian.”

Di sisi lain, dorongan untuk menukarkan pembayaran tidak mungkin dilakukan karena penggunaan kartu uang elektronik akan menjadi lebih mahal di masa mendatang. “Biaya pembuatan kartu sangat mahal dan limitnya sekarang sudah naik 100 persen. Sekarang kalau kita beli uang elektronik harganya $25.000, tapi mungkin tahun depan akan lebih mahal karena kebutuhan chipnya meningkat. Iya jadi harganya akan sangat mahal.”

MRT Jakarta saat ini mengoperasikan sistem pembayaran tunai, kartu, aplikasi seluler, serta mesin penjual tiket berbasis server. Ke depannya, diharapkan penerapan pembayaran nirsentuh dengan bantuan teknologi NFC, RFID, BIBO, dapat memperlancar arus penumpang di pintu gerbang tanpa penundaan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours