MSG di Antara Mitos, Kesehatan, dan Sumber Kreativitas

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Seiring dengan meningkatnya kesadaran kesehatan, penggunaan garam dalam masakan menjadi perhatian utama.

Menurut ahli gizi terkemuka Leonie Susan, garam penting untuk rasa, namun konsumsi berlebihan dapat memicu berbagai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan konsumsi garam masyarakat Indonesia telah mencapai angka 3.000 miligram per hari, jauh di atas batas aman yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 2.000 miligram.

Leoni mengatakan penting bagi masyarakat untuk mencari alternatif untuk mengurangi asupan garam. Menurutnya, penggunaan monosodium glutamat (MSG) merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi asupan garam tanpa mengurangi rasa.

“Terlalu banyak garam dalam pola makan kita berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk mencari alternatif yang dapat mengurangi asupan garam kita,” kata Leoni yang kerap mengadakan pelatihan pola makan sehat.

MSG, garam natrium dari asam glutamat, dikenal luas sebagai bahan yang dapat meningkatkan rasa umami. Umami merupakan rasa asin yang dapat menambah rasa kenyang saat makan.

“Dengan menambahkan MSG pada makanan, rasa yang kaya dapat tercipta tanpa menambahkan banyak garam. “Ini cara yang bagus untuk mengurangi natrium dalam makanan kita sehari-hari,” katanya.

Manfaat lain dari MSG adalah kandungan natriumnya jauh lebih rendah dibandingkan garam biasa. Sementara garam mengandung sekitar 39% natrium, MSG hanya 12%.

Meski MSG digunakan dalam berbagai makanan di seluruh dunia, menurut Leoni masih banyak mitos seputar MSG. Beberapa orang percaya bahwa MSG dapat menimbulkan efek samping negatif seperti sakit kepala atau reaksi alergi. Meski demikian, Leoni menegaskan, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa MSG aman digunakan. “MSG telah diakui sebagai bahan makanan yang aman oleh lembaga kesehatan internasional, termasuk FDA dan WHO. Konsumsi MSG dalam jumlah sedang tidak menimbulkan masalah kesehatan yang berarti,” ujarnya.

Mendidik masyarakat tentang keamanan dan manfaat MSG sangat penting untuk mengubah persepsi negatif yang masih ada. “Semakin banyak orang menyadari bahwa MSG adalah pilihan yang sehat, semakin banyak orang yang menggunakannya dalam masakan sehari-hari mereka,” tambah Leoni.

Sangat mudah untuk memasukkan MSG ke dalam masakan sehari-hari. MSG dapat ditambahkan ke berbagai macam makanan, mulai dari sayuran panggang hingga sup dan saus. Misalnya saat memasak nasi goreng, tanpa menambahkan garam, tambahkan sedikit MSG untuk menambah cita rasa. Leoni merekomendasikan: “Gunakan hanya satu sendok teh MSG per porsi besar. Cukup untuk menambah rasa ekstra pada makanan.”

Bagi yang suka memasak, MSG juga bisa digunakan dalam proses marinasi daging. “Penggunaan MSG dalam marinasi tidak hanya menambah cita rasa, tapi juga membuat daging lebih empuk dan beraroma,” kata Leoni.

“Menggunakan MSG memungkinkan Anda berinovasi di dapur dan menciptakan makanan yang menarik,” kata Leoni.

Banyak masakan tradisional Indonesia yang bisa ditingkatkan dengan menambahkan MSG. Misalnya saat membuat sup atau bakso, tambahkan sedikit MSG di akhir masakan agar cita rasanya lebih dalam. Karena banyaknya manfaat dan kemudahan penggunaannya, MSG menjadi solusi tepat untuk membantu mengurangi asupan garam dalam makanan sehari-hari.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours