Museum Kebaharian kenalkan sosok Ir Djuanda melalui penamaan ruangan

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Unit Pengelola (UP) Museum Maritim Jakarta menampilkan citra Ir Djuanda sebagai pahlawan maritim dengan memberi nama ruang publik di Museum Sejarah Maritim di Kepulauan Utara Jakarta.

“Ruangan yang dibangun khusus ini kami serahkan secara resmi kepada Ir Djuanda dan kami lakukan atas izin keluarga dan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta,” kata Kepala Museum Bahari UP Mis’ari di Jakarta, Senin.

Dikatakannya, pemberian nama ini karena peran para tokohnya dalam menjaga wilayah laut dan pulau-pulau menjadi satu kesatuan.

Sebelumnya, luas laut pulau-pulau tersebut sesuai dengan Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie atau Ordonansi Lingkungan Maritim dan Laut Teritorial tahun 1939, yakni berjarak tiga kilometer kilometer dari pantai setiap pulau di Indonesia.

Keadaan ini, kata dia, banyak menimbulkan kesenjangan di wilayah laut Indonesia, seperti antara Jawa dan Kalimantan, Jawa dan Sumatera, serta Jawa dan Sulawesi terdapat laut lepas yang dapat menimbulkan persatuan dan kesatuan. Indonesia berbahaya karena bisa jadi. dieksploitasi. dari banyak pihak.

Setelah itu Ir Djuanda dan timnya terus berjuang di meja perundingan internasional hingga tercapai sebuah aturan yang menjadikan seluruh lautan.

Hal inilah yang coba kami ciptakan kembali di ruangan ini. Selain penamaan, juga ada pameran tentang Wajah Ir Djuanda yang membuat wisatawan memahami kerja perang di perbatasan laut Indonesia di antara “meja perundingan”. dikatakan. .

Menurutnya, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga dan banyak barang milik Ir Djuanda yang akan dipamerkan di Museum Bahari UP untuk kemudian dipajang, mulai dari catatan pertemuan, foto, dan lain sebagainya.

“Ruang ini merupakan ruang publik yang banyak dikunjungi wisatawan dan diharapkan ruangan Ir Djuanda dapat memberikan informasi kepada generasi muda tentang wajah pahlawan laut ini,” ujarnya.

Ia mengatakan, dalam rangka HUT DKI Jakarta ke-479 dan HUT Museum Bahari ke-47, pihaknya menamai tempat ini Ir Djuanda dan menerbitkan buku sejarah tentang Museum Bahari yang merupakan gudangnya rempah-rempah kuno di Batavia. Hingga menjadi museum.

“Tahun depan kita ada kejutan lagi, mungkin membuat film tentang Ir Djuanda atau yang lainnya,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours