NASA Kembangkan Roket Baru, Pangkas Waktu Tempuh ke Mars

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Misi eksplorasi luar angkasa terus berjalan dengan mesin roket baru milik NASA. Kini perjalanan ke Mars atau tempat lain dapat dicapai dalam hitungan bulan, bukan tahun.

Bekerja sama dengan Howe Industries, NASA sedang mengembangkan desain Pulsed Plasma Rocket (PPR). Perusahaan saat ini sedang dalam tahap awal mempelajari teknologi tersebut sebelum membangun model mesin baru. Mesin roket dirancang untuk meningkatkan daya dorong guna mempercepat perjalanan ruang angkasa dan meningkatkan kinerja roket.

Diberitakan VoA, Kamis (30/5/2024) dalam pengumumannya baru-baru ini, Howe Industries menyebutkan teknologi roket diperlukan untuk mendukung misi NASA mengirim manusia ke Bulan dan Mars. NASA juga bertujuan untuk membangun stasiun luar angkasa jangka panjang. Namun batu sandungan dari semua rencana ini adalah lamanya waktu perjalanan yang dibutuhkan oleh sistem luar angkasa.

Menurut NASA, jarak rata-rata bulan dari Bumi adalah 382.500 km. Jarak pastinya bervariasi tergantung pada orbit bulan mengelilingi bumi. Jarak Bumi dan Mars adalah 225 juta kilometer.

Perjalanan ke Mars menggunakan pesawat ruang angkasa yang ada akan memakan waktu setidaknya 200 hari sekali jalan, menurut NASA. Para pengembang roket plasma yang diusulkan mengatakan bahwa hal itu dapat memangkas waktu perjalanan ke Mars menjadi dua bulan sekali jalan.

Howe Industries mengatakan desain barunya akan membantu roket mencapai kecepatan lebih tinggi. Tim pengembangan mengatakan sistem PPR dapat menghasilkan gaya hingga 100.000 Newton, satuan pengukuran.

NASA menggambarkan Space Launch System (SLS) sebagai yang paling kuat dari jenisnya. Sistem roket SLS diperkirakan menghasilkan daya dorong hingga 53 juta N selama penerbangan, kata badan tersebut.

Selain peningkatan pengembangan yang signifikan, pengembang PPR mengatakan bahwa desain baru juga menawarkan tarif unik sebesar 5.000. Impuls spesifik adalah ukuran kekuatan dan efisiensi mesin roket per detik. Semakin besar angkanya, semakin efisien sistem misilnya. Sebagai perbandingan, roket SLS memiliki berat jenis kurang dari 500.

PPR didasarkan pada teknologi berbasis plasma yang dikenal sebagai pulsed fusion, menurut pejabat Universitas Howe. Prosesnya melibatkan tekanan tinggi dalam plasma untuk menghasilkan energi. Namun para pengembang mengatakan bahwa sistem PPR kecil, sederhana dan murah untuk dioperasikan.

Dalam pidatonya untuk memperkenalkan teknologi tersebut, Howe mengatakan kombinasi kekuatan energi tinggi dan pasukan khusus berpotensi merevolusi eksplorasi ruang angkasa.

MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramadhan

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours