Nasib anak-anak Palestina setahun agresi zionis

Estimated read time 5 min read

Jakarta dlbrw.com – Agresi brutal Israel terhadap rakyat Palestina yang sudah berlangsung setahun sejak saat ini, masih menjadi salah satu permasalahan terbesar di dunia akibat pelanggaran terus menerus yang dilakukan rezim Zionis terhadap Palestina.

Kecaman dan protes di seluruh dunia terhadap tindakan Israel tidak menghentikan serangan pasukan pendudukan, malah terus menyerang wilayah pendudukan Palestina dari berbagai arah.

Gencatan senjata di Gaza yang berkali-kali disepakati oleh pihak-pihak yang bertikai juga gagal menghentikan perang yang malah meluas ke beberapa negara lain seperti Iran dan Lebanon dan semakin memanaskan situasi di kawasan.

Konflik antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas masih terus berlangsung dan belum ada tanda-tanda perang akan berakhir, sehingga korban jiwa akan terus berkurang. Warga sipil dan anak-anak menjadi korban terbesar perang Israel di wilayah Palestina.

Perlindungan anak dalam konflik diatur oleh Konvensi Hak Anak (CRC) dan Protokol Opsional Konvensi Hak Anak tentang Keterlibatan Anak dalam Konflik Bersenjata.

Konvensi Hak Anak diadopsi, ditandatangani, diratifikasi dan diadopsi melalui resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20 November 1989, dan mulai berlaku pada tanggal 2 September 1990. Konvensi menjamin hak-hak anak di berbagai bidang. Bidang-bidang yang mencakup hak untuk hidup, hak atas perlindungan, hak untuk tumbuh dan berkembang, serta hak untuk berpartisipasi.

Sementara itu, Protokol Opsional Konvensi Hak Anak tentang Keterlibatan Anak dalam Konflik Bersenjata mengatur bahwa anak di bawah usia 18 tahun tidak boleh direkrut atau digunakan dalam pertempuran oleh kelompok bersenjata.

Kolumnis Timur Tengah Muhammad Saroni Rofi menilai apa yang terjadi di Gaza merupakan tragedi kemanusiaan abad ke-21 karena Israel telah melanggar norma internasional dan dapat dibuktikan di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda.

Menurutnya, perempuan dan anak-anak Gaza merupakan kelompok yang paling rentan dalam situasi konflik bersenjata. Terlebih lagi, anak-anak di Gaza tidak dilindungi oleh angkatan bersenjata seperti Israel, katanya.

Ia mengatakan, dampak konflik Israel-Palestina akan terus membekas di benak anak-anak hingga mereka dewasa. “Kenangan perang akan menghantui kita. Itu tidak baik bagi perdamaian,” katanya.

Saroni berpendapat bahwa upaya beberapa organisasi internasional untuk menyelamatkan anak-anak di Gaza, di bawah naungan PBB atau LSM lainnya, masih belum memadai karena meluasnya serangan dan telah berlangsung selama lebih dari setahun.

“PBB harus memastikan adanya koridor kemanusiaan yang memastikan serangan militer tidak menyasar warga sipil. Akses LSM internasional diperluas untuk memudahkan akses bantuan yang masuk, dan keputusan ini dapat diperkuat melalui resolusi Dewan Keamanan PBB,” ujarnya.

Selain itu, ia berharap pemerintah Indonesia dapat selalu menjadi pembela pihak yang lemah di bawah panji keadilan global, sesuai dengan konstitusi Indonesia, sehingga dengan pendekatan tersebut Indonesia dapat menjadi motor penggerak diplomasi global. Masalah kemanusiaan ketika sebuah negara besar condong ke dalam konflik.

Nasib anak-anak Palestina

Otoritas Kesehatan Palestina mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Israel pada 6 Oktober telah meningkat menjadi 41.870 orang, dan 97.166 lainnya terluka.

Sementara itu, menurut Otoritas Palestina, hingga 29 September, hampir 17.000 anak Palestina tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.

Kepala pers pemerintah Gaza Ismail al-Thawabta secara khusus mengatakan bahwa 16.859 anak-anak, termasuk 171 anak-anak, telah terbunuh dalam serangan rezim sejak dimulainya invasi, dan bahwa 25.973 anak-anak Palestina kini tinggal sendirian di Gaza. atau kedua orang tuanya.

Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) sering memperingatkan bahwa “anak-anak Gaza telah mengalami kengerian yang tak terbayangkan” sebagai akibat dari serangan Israel yang tiada henti.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) juga mengungkapkan bahwa seorang anak terbunuh di Jalur Gaza setiap 10 menit. “Sejumlah besar anak-anak juga terkena dampak serangan yang intens dan tidak pandang bulu ini,” katanya.

Komite Hak Anak PBB juga menyuarakan sentimen serupa, menyerukan Israel untuk segera berhenti membunuh dan melukai anak-anak Palestina di Gaza.

“Komite sangat prihatin dengan banyaknya anak-anak di Gaza yang terbunuh, cacat, terluka, hilang, terlantar, yatim piatu dan menderita kelaparan, kekurangan gizi dan penyakit sebagai akibat dari serangan negara yang tidak pandang bulu dan tidak proporsional.” Dia berkata

Komite Hak Anak PBB membuat pernyataan tersebut setelah melakukan peninjauan terhadap enam negara peserta dan publikasi keputusan mengenai Argentina, Armenia, Bahrain, Israel, Meksiko dan Turkmenistan.

Pernyataan tersebut menyerukan negara-negara pihak untuk segera mengakhiri pembunuhan dan pencacatan terhadap anak-anak Palestina di Gaza guna memastikan akses kemanusiaan yang aman dan bebas ke dan di dalam Jalur Gaza.

Perlindungan melalui vaksinasi

Untuk menyelamatkan anak-anak di zona konflik, September lalu, PBB dan mitranya memvaksinasi lebih dari 560.000 anak di bawah usia 10 tahun untuk melawan polio di Jalur Gaza.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa tahap pertama kampanye vaksinasi darurat di Jalur Gaza utara, tengah dan selatan berakhir pada 13 September.

Tahap pertama kampanye vaksinasi berhasil menjangkau lebih dari 560.000 anak di seluruh Jalur Gaza, yang digambarkan oleh WHO sebagai “sukses besar”.

Cakupan vaksinasi minimal 90 persen pada setiap putaran kampanye diperlukan untuk menghentikan wabah, mencegah penyebaran polio secara internasional, dan pada saat yang sama mengurangi risiko munculnya kembali polio akibat gangguan parah terhadap sistem kesehatan, air dan sanitasi. . Jalur Gaza.

Ketua Kelompok WHO untuk Kedaruratan Kesehatan di Wilayah Pendudukan Palestina, Ayadil Saparbekov, mengatakan pada 14 Oktober, WHO berencana memulai kampanye vaksinasi polio tahap kedua di Jalur Gaza.

Saparbekov menjelaskan, vaksinasi polio tahap kedua rencananya akan selesai pada 29 Oktober dan kedua tanggal tersebut telah diberitahukan kepada pihak berwenang Israel.

“Kami meminta pihak berwenang Israel untuk mempertimbangkan skema serupa dengan yang kami gunakan pada putaran pertama, yang mereka sebut sebagai ‘terobosan strategis’ selama kampanye,” katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours