Naskah Kuno Dapat Dipelajari Anak Muda

Estimated read time 2 min read

MAKASSAR – Selama ini baru teks atau manuskrip kuno yang diteliti para filosof dan sejarawan. Padahal naskah tersebut memuat banyak aspek yang dapat dikaji oleh profesi lain dari sudut pandang yang berbeda.

Hal itu terungkap pada dialog budaya bertajuk “Cahaya Nabi dalam Naskah Sulawesi” yang digelar di Science Technopark, Universitas Hasanudin, Makassar, Sulawesi Selatan pada Senin (16/9/24).

Fadli Ibrahim Sururi, salah satu pembicara diskusi mengatakan, ia bisa menulis “Fragmen Jejak Ulama Pompanua” setelah mempelajari naskah peninggalan keluarganya.

Pria yang berlatar belakang teknik sipil ini mengaku sengaja mempelajari Naskah Sulawesi Selatan karena diyakini memuat informasi penting tentang masa depan.

“Naskah tersebut memuat banyak data yang dapat digunakan untuk melakukan analisis prediktif terhadap berbagai hal. “Anak muda perlu mengetahui hal ini,” kata Fadli.

Senada dengan itu, Husnul Fahimah Ilyas, peneliti BRIN yang memfasilitasi dialog tersebut, mengemukakan bahwa di Sulawesi Selatan banyak terdapat naskah-naskah yang diminati generasi muda.

Sebagian naskah telah didigitalkan oleh DREAMSEA (Digital Repository Endangered and Affected Manuscripts in South East Asia), sebuah kerjasama antara PPIM UIN Jakarta dan Universitas Hamburg untuk penerimaan.

Rihlah Budaya Conversation diprakarsai oleh Arief Rosyid Hasan dari Merial Institute bekerja sama dengan Makassar Heritage Association dan Ngariksa Foundation.

Percakapan tersebut juga menampilkan cendekiawan dan guru Ngariksa Oman Fathurahman alias Kang Oman di Ngariksa TV. SDM lainnya KH Helmi Ali Yafie adalah manajer pusat Darud Dakwah wal Irsyad (DDI) yang berbasis di Jakarta.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours