Natrium ‘Musuh’ Tersembunyi Eksim, Jaga Kulit Sehat dengan Pola Makan Seimbang

Estimated read time 2 min read

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Studi terbaru yang dilakukan para peneliti di University of California, San Francisco (UCSF) menemukan bahwa mengonsumsi makanan tinggi natrium meningkatkan risiko terkena dermatitis atopik (AD) atau asma. Eksim adalah suatu kondisi kulit yang mengalami peradangan dengan gejala berupa luka, kulit kering dan pecah-pecah atau pecah-pecah, kulit gatal dan berubah warna, serta melepuh. Kondisi ini disebabkan oleh pemicu tertentu yang berbeda-beda pada setiap orang.

Menurut temuan ini, orang dengan peningkatan ekskresi natrium urin sebesar 1 gram dalam 24 jam memiliki kemungkinan 11% lebih besar terkena eksim. Lalu ada kemungkinan 16 persen kambuhnya gejala eksim yang sudah ada dan peningkatan keparahan eksim sebesar 11 persen.

“Dermatitis atopik melibatkan proses peradangan dan dipicu oleh berbagai faktor lingkungan,” kata Katrina Abubara, profesor dermatologi. UCSF dan penulis studi tersebut melaporkan hari ini, Rabu (12/6) di Medical News.

Studi ini merupakan analisis data cross-sectional dari 215.832 peserta berusia 37 hingga 73 tahun di UK BioBank. Kelompok ini terdiri dari 10.839 penderita anemia dan sisanya tidak.

Analisis urin peserta memperkirakan rata-rata ekskresi natrium urin selama 24 jam sebesar 3,01 g, mewakili sekitar 90% dari asupan natrium makanan hari sebelumnya. Para peneliti menemukan bahwa untuk setiap 1 gram natrium di atas rata-rata, risiko terkena dermatitis atopik meningkat.

“Sodium disimpan untuk mencegah kulit kehilangan air, dan untuk mencegah infeksi,” kata Abubara. . .

Ahli jantung preventif Whole Nutrition, Michelle Rothenstein, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mencatat keterbatasan temuan ini. Penelitian ini hanya melibatkan satu sampel urin per peserta, yang digunakan untuk memperkirakan ekskresi natrium urin 24 jam, katanya. Perkiraan ekskresi natrium 24 jam ini kemudian digunakan untuk mengukur asupan natrium makanan yang dikonsumsi peserta.

“Kecuali lebih banyak sampel dikumpulkan dalam jangka waktu yang lebih lama, kemampuan penelitian untuk memprediksi secara akurat asupan natrium jangka panjang akan terbatas,” kata Rothenstein.

Natrium sendiri merupakan salah satu jenis mineral yang mudah ditemukan pada banyak makanan, terutama garam. Makanan kaleng dan makanan cepat saji sering kali mengandung natrium dalam jumlah tinggi karena bahan pengawet.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours