Negara Amerika Latin kompak tolak akui hasil pilpres Venezuela

Estimated read time 2 min read

MOSKOW (ANTARA) – Beberapa negara Amerika Latin pada Senin menolak hasil pemilihan presiden Venezuela pada 28 Juli, yang dimenangkan oleh Presiden petahana Nicolas Maduro, dan menuduh mereka melakukan kecurangan dalam proses tersebut.

Kementerian Luar Negeri Peru mengatakan pihaknya telah memanggil duta besarnya untuk Caracas, Librado Augusto Orozco Zapata, untuk berkonsultasi mengenai “permintaan dari otoritas pemilu Venezuela.”

Di media sosial

“Peru tidak akan menerima pelanggaran apapun terhadap keinginan rakyat Venezuela,” katanya.

Pemerintah Kosta Rika juga menyatakan menolak hasil pemilu Venezuela dan mengatakan proses pemilu tersebut dicurangi.

“Kami akan bekerja sama dengan pemerintah demokratis di kawasan ini dan dengan organisasi internasional untuk menjamin kehendak suci rakyat Venezuela,” kata Presiden Kosta Rika Rodrigo Chavez.

Selain itu, Menteri Luar Negeri Chile Alberto van Klaveren mengatakan negaranya akan menangguhkan pengakuan atas hasil pemilu Venezuela. “Demokrasi harus ada,” katanya, dan keinginan rakyat Venezuela harus dipenuhi.

“Mengingat situasi di Venezuela…penting untuk menunggu pandangan para pengamat internasional, serta meninjau semua tindakan yang harus diawasi oleh pihak oposisi,” kata van Klaveren.

Menteri Luar Negeri Kolombia, Luis Gilberto Murillo, menyerukan penghitungan ulang, verifikasi dan pengendalian hasil pemilihan presiden di Venezuela.

“Hasil pemilu pada hari yang menentukan itu harus kredibel dan sah demi kebaikan kawasan dan kepentingan seluruh rakyat Venezuela,” kata Murillo melalui X.

Ia mengatakan bahwa masyarakat internasional dan bangsa Venezuela sangat berharap agar transparansi pemilu dapat dipertahankan dengan baik dan segala keraguan mengenai hasil pemilu akan dihilangkan.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Argentina, Kosta Rika, Ekuador, Panama, Paraguay, Peru, Republik Dominika, dan Uruguay mengeluarkan pernyataan bersama mengenai hasil pemilihan presiden di Venezuela.

Mereka mengatakan akan terus memantau situasi di Venezuela dan menyerukan agar “hasil pemilu sesuai dengan keinginan rakyat.”

Nicolas Maduro dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden hari Minggu (28 Juli), memenangkan 51,2% dari 80% suara yang dihitung.

Menurut jajak pendapat, saingan utama Maduro, Edmundo Gonzalez, memperoleh 44,2% suara.

Dengan hasil tersebut, Maduro dijadwalkan memulai masa jabatan ketiganya sebagai presiden pada 10 Januari 2025.

Sumber: Sputnik-OANA

Venezuela dan Kolombia memulihkan hubungan diplomatik

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours