Negara maju dan berkembang perlu sinergi untuk emisi nol bersih

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menekankan perlunya koherensi antara negara maju secara teknologi dengan negara berkembang potensial dalam mencapai target nol emisi.

Bahlil membenarkan kepada ANTARA dari Jakarta bahwa “harus ada keseimbangan antara negara maju dan negara maju secara teknologi, tetapi belum maju secara teknologi, apalagi jika membutuhkan modal yang cukup,” kata Bahlil dari Jakarta.

Selain itu, Bahlil menegaskan negara berkembang seperti Indonesia mempunyai potensi energi terbarukan yang besar, namun masih menghadapi tantangan teknologi dan finansial.

Hal itu disampaikannya saat menyambut peserta Gala Dinner Second Ministerial Meeting of Asian Zero Emissions Community (AZEC) yang digelar di Jakarta, Selasa (20/8).

Dalam sambutannya, Bahlil memuji kerja sama yang kuat di bidang energi antara negara-negara anggota AZEC yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Kamboja, Laos, Brunei dan Australia.

Ia juga menekankan pentingnya kerja sama untuk mencapai target nol emisi, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia yang membutuhkan teknologi dan pendanaan yang memadai.

“Mencapai emisi nol bersih adalah tujuan kita bersama dan ini adalah tanggung jawab kita bersama. “Kedepannya Indonesia pada tahun 2050-2060 harus mencapai titik yang lebih baik,” kata Bahlil.

AZEC merupakan bagian dari Inisiatif Pengurangan Emisi yang diprakarsai oleh Perdana Menteri Jepang pada COP 26 di Glasgow dan diluncurkan secara resmi pada KTT G20 di Bali pada tanggal 14 November 2022. Oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

Pertemuan Tingkat Menteri AZEC yang kedua bertujuan untuk menghasilkan pernyataan bersama kedua kementerian AZEC, penerbitan Memorandum of Understanding (MoU) untuk proyek baru AZEC dan peluncuran Asia Zero Emissions Center.

Selain itu, juga akan diadakan Forum Bisnis AZEC yang bertujuan untuk mendorong partisipasi dunia usaha dalam upaya dekarbonisasi, serta berfungsi sebagai platform pencocokan bisnis untuk memperkuat kerja sama di masa depan.

“Saya mempunyai keyakinan dan keyakinan bahwa melalui forum ini besok kita dapat mendiskusikan cara-cara untuk menghasilkan ide-ide konstruktif untuk kerja sama dan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan,” kata Bahlil.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Ken Saito mengucapkan terima kasih kepada Indonesia yang telah menyelenggarakan acara tersebut.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang menjadi tuan rumah pertemuan ini. Kepemimpinan, semangat dan energi yang ditunjukkan Indonesia dalam memajukan rencana besar ini sejalan dengan upaya yang dilakukan Indonesia. “Dalam kepemimpinan AZEC, melalui acara ini saya berharap kita dapat dapat membangun momentum untuk mempercepat penyerapan karbon di Asia.”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours