Nenek Warsi, Palestina dan Baitullah

Estimated read time 4 min read

Batam dlbrw.com – Hidupnya tidak seberapa, ia hanya tinggal di ruang tamu sederhana berukuran 2×3 meter persegi di kawasan Jodo, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Warsiti Binti Samar (68), seorang janda dengan tiga anak dan tiga cucu, sehari-harinya berjualan kacang tanah, jagung, selai rebus, dan rempeyek buatan putrinya.

Tidak ada tempat tidur dengan kasur empuk di ruang tamu nenek Warsi. Hanya ada selimut robek di tempat tidur. Namun siapa sangka di ruangan kecil itu ia bisa menyisihkan sedikit demi sedikit uang hasil usahanya untuk membantu rakyat Palestina.

Warsi mengetahui konflik di Gaza melalui media sosial. Setiap berjualan, ia selalu menyampaikan kepada para pelanggan, termasuk anak-anak sekolah, bahwa sebagian hasil penjualannya akan disumbangkan untuk rakyat Palestina.

“Saya sampaikan kepada anak-anak sekolah tempat saya berbisnis, Palestina berkontribusi untuk Indonesia. Sekarang mereka dalam kesulitan, kita harus membantu mereka, karena kita berhutang budi kepada pihak-pihak yang mendukung kemerdekaan kita,” kata Warsi. Berbicara di antaranya

Untuk pertama kalinya Warsi menawarkan Rp 1 juta, uang perdagangan dialokasikan selama satu setengah bulan. Sejauh ini, dana yang disumbangkan untuk Palestina telah mencapai Rp 14 juta, termasuk sumbangan benami kepada Warsi yang seluruhnya telah disumbangkan untuk Palestina.

Warsi adalah seorang perempuan yang tidak mau bergantung pada anak atau cucunya untuk mencari nafkah. Ketiga anaknya baik-baik saja, namun ia lebih memilih mandiri.

Masyarakat Batam dan Panitia Festival Palestina terkesan dengan keikhlasan Warsi dan membuat rantai donasi untuk memberangkatkannya umrah ke Tanah Suci. Kali ini Warsi tak menolak tawaran umrah.

Kesetiaannya kepada Palestina menyentuh hati masyarakat Kota Batam, dan pada akhir Oktober lalu, Warsi berangkat umroh dengan kelas premium melalui salah satu biro perjalanan.

Karena pemberian itu, ia mengaku kaya, bahkan tidak punya rumah, dan Allah Maha Kaya. Saat ini, dia memohon kepada Allah untuk berdoa syukur dan berlutut di Baitullah. Allah SWT akhirnya mengabulkan keinginan itu

Warsi memilih hidup penuh perjuangan sepanjang hidupnya demi kemaslahatan orang-orang disekitarnya dan Palestina, meninggalkan segala kenyamanan hidup. Usai umrah, ia bersumpah akan mendonasikan uang hasil penjualannya ke Palestina seumur hidupnya.

Warsiti Binti Samar (68), nenek penjual kacang rebus di Kota Batam, Kepulauan Riau, viral saat menyumbangkan Rp 1 juta untuk penjualannya di Palestina pada Rabu (25/9/2024) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Palestina selalu hadir dalam setiap nafas diplomasi Indonesia. Pernyataan Presiden Jokowi tersebut mengisyaratkan Indonesia akan terus mendukung perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina di Gaza. Perjuangan Palestina tidak hanya didukung oleh pemerintah, tetapi juga di tingkat akar rumput, seperti nenek Warsi.

Nenek Warsi adalah contoh kecil semangat masyarakat Indonesia yang mendukung perjuangan Palestina.

Pada tanggal 5 November 2023, sebulan setelah Israel melancarkan serangan ke Gaza, jutaan masyarakat Indonesia dari berbagai agama, sekte, dan kelompok berkumpul di Jakarta National Memorial (MONS).

Langkah besar ini juga disorot oleh media asing. Selain melakukan orasi, Monas juga diisi dengan aksi masyarakat berdonasi. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun tampil di atas panggung membacakan puisi karangannya.

Selain Retno, ada pula mantan Presiden RI Jusuf Kalla, Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi, Menteri Agama Yakut Cholil Kumas, dan Ketua Inisiatif Persahabatan Indonesia-Palestina. Inisiatif Dinsamsu. Ada juga

Beberapa seniman ibu kota pun ikut panas bersama warga untuk melindungi Palestina dengan papan yang mereka kenakan. Sebut saja Atta Hallilintar, Alvin Afandi, Abizar, David Hallick, Andika Pratama, Takie Malik dan masih banyak lainnya.

Ada yang dari wilayah Jabodebek, ada juga yang dari Sumatera, dan ada juga rombongan dari Pulau Jawa. Mereka menyewa kendaraan khusus untuk ikut serta dalam tindakan hati nurani.

Aksi melindungi Palestina ini menyebar hampir ke seluruh pelosok Indonesia. Sejak perang dimulai pada 5 Oktober 2023, perang belum berhenti.

Baru-baru ini Aliansi Masyarakat Batam dan Palestina menggelar aksi damai dan pengumpulan donasi di Lapangan Engku Putri. Dana masyarakat yang terkumpul siap disalurkan ke Jalur Gaza.

Donasi masyarakat Indonesia untuk Palestina terus berlanjut, di mana media sosial kerap menampilkan iklan donasi ke organisasi kemanusiaan, termasuk organisasi zakat pemerintah.

Upaya masyarakat Indonesia dalam melindungi Palestina semakin meningkat tidak hanya melalui donasi, namun juga ikut memboikot produk-produk terkait Israel.

Suaiba (25), remaja putri asal Kota Batam, mengaku tidak membeli produk yang berkaitan dengan pekerjaan warga Palestina, mulai dari perlengkapan mandi, perlengkapan rumah tangga, makanan hingga minuman, dalam 1 tahun.

Ia juga mengunduh aplikasi khusus yang dapat mengidentifikasi produk Israel, sehingga membimbingnya agar tidak salah membeli produk.

Dari pengalaman itu, beliau menyimpulkan bahwa dengan membeli produk lokal yang tidak ada hubungannya dengan Israel, kita tetap hidup.

Indonesia tidak akan melupakan dan meninggalkan Palestina.

Seperti pesan yang disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi saat pamit di akhir masa jabatannya dalam rapat kerja/rapat dengar pendapat yang digelar di Kompleks Parlemen Jakarta, pertengahan September lalu. Retno berpesan agar negaranya tidak mengabaikan hak-hak rakyat Palestina karena hak-hak tersebut dirampas secara paksa oleh Israel.

Retno yang mewakili suara pemerintah, dan kepedulian yang ditunjukkan nenek Warsi serta elemen negara lainnya, menunjukkan keharmonisan masyarakat Indonesia yang tidak menoleransi kolonialisme di dunia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours