Neraca Sumber Daya Laut dukung tata kelola laut berkelanjutan

Estimated read time 2 min read

Bali (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meluncurkan inovasi keseimbangan sumber daya kelautan. (Akuntansi Kelautan) Indonesia Ini merupakan inovasi yang menjamin tata kelola maritim berkelanjutan. “Kita harus mengutamakan kesehatan laut. Kita tidak perlu lagi melakukan penangkapan ikan yang berlebihan. Kami ingin mengembangkan perikanan untuk pengelolaan laut berkelanjutan. “Kita harus ingat bahwa laut juga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan iklim,” kata Menteri Koordinator Bidang Kelautan dan Perikanan. berbicara pada Dialog Global ke-5 tentang Pembangunan Laut Berkelanjutan di Bali pada hari Jumat.

Pada kesempatan yang sama Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan neraca sumber daya kelautan Indonesia memuat informasi sumber daya kelautan dan pesisir Indonesia yang diperoleh dari penelitian dan survei.

Platform web ini juga dapat menampilkan nilai ekonomi, ekologi, dan sosial wilayah laut dan pesisir.

Akuntansi kelautan Indonesia digunakan untuk mendukung pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan mulai dari perencanaan. penerapan atau perizinan Pemantauan dan evaluasi

Inovasi ini juga menjadi kerangka acuan spasial khusus sebagai unit statistik yang mengoordinasikan data lintas domain. Termasuk wilayah administrasi dan pengelolaan perikanan. Demarkasi teritorial dan izin-izin yang ada untuk pemanfaatan laut dan wilayah-wilayah yang ditetapkan.

Anda kemudian dapat menganalisis dampak investasi kelautan dan pesisir terhadap kesehatan ekosistem jangka pendek dan jangka panjang. Baik itu investasi di bidang perikanan dan pertanian Pariwisata, transportasi, atau pengembangan wilayah pesisir yang mungkin berdampak terhadap lingkungan.

Inovasi ini juga dapat mengupayakan kawasan lautan yang memiliki nilai ekologi dan ekonomi tinggi. dan sebaliknya Informasi ini dapat digunakan untuk mendukung kegiatan restorasi dan mencapai target 30 persen kawasan perlindungan laut Indonesia pada tahun 2045.

“Dengan sistem ini, kita dapat dengan cepat menganalisis dampak penggunaan ruang dan kondisi kelautan di laut. Ini sebagai alat untuk mendukung pengambilan kebijakan pengelolaan kelautan berkelanjutan,” tutupnya.

Terdapat sepuluh lokasi pilot project di Indonesia untuk pengembangan keseimbangan sumber daya kelautan yang didukung oleh Global Ocean Accounts Partnership (GOAP). Kawasan ini meliputi kawasan lindung Gili Matra, Banda, Padaido, Raja Ampat, Waigeo Barat, Anambas, Pieh , Pulau Aru, Sawu, dan Kapoposang, menurut Trenggono, cakupan wilayahnya akan terus meluas hingga seluruh perairan Indonesia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours