Norwegia pastikan akan terima dan rawat pasien Palestina dari Gaza

Estimated read time 2 min read

LONDON (ANTARA) – Presiden Norwegia Jonas Gahr Store pada Kamis mengonfirmasi bahwa negara Nordik itu akan menerima dan merawat warga Palestina yang terluka dari Jalur Gaza, media lokal melaporkan.

Norwegia akan berpartisipasi dalam upaya internasional untuk membantu warga Palestina yang membutuhkan perawatan darurat di rumah sakit, menurut media VG.

Pengumuman tersebut muncul setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Uni Eropa mengumumkan bahwa pada akhir tahun 2024, di tengah serangan brutal Israel di Gaza, sekitar 9.000 warga Palestina memerlukan evakuasi darurat.

Selain itu, Norwegia juga akan membantu warga Palestina yang membutuhkan perawatan medis di luar negeri.

“Dengan cara ini kami dapat membantu lebih banyak orang daripada yang dapat kami bawa ke Norwegia untuk berobat,” kata Store kepada VG.

Pemerintah telah memutuskan untuk membawa 20 pasien dan keluarga mereka dari Gaza ke Norwegia untuk dirawat di rumah sakit negara tersebut, kata perdana menteri.

“Situasi kemanusiaan di Gaza sangat buruk. Sistem kesehatan sedang ambruk. Oleh karena itu, hal terpenting yang dapat dilakukan Norwegia adalah mendukung pekerjaan kesehatan dan kemanusiaan di Gaza dan sekitarnya, misalnya dengan memperkuat rumah sakit,” tegas Store. .

Pada bulan Desember tahun lalu, organisasi kesehatan dan PBB memperingatkan bahwa kesehatan Gaza semakin memburuk.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa hanya 12 dari 36 rumah sakit di Gaza yang berfungsi sebagian.

Bulan lalu, Norwegia secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara.

Lebih dari 37.700 warga Palestina tewas di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 86.400 orang terluka, menurut pejabat kesehatan.

Hampir sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza telah hancur akibat berkurangnya pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam keputusan akhir memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi dalam konflik sebelum perang. diserang pada 6 Mei.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours